4 September 2010,
Alasan [Terjebak] Masuk FEUI
Alasan memilih Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ketidaksengajaan !
Ya,
Itulah
kata pertama dan utama yang menggambarkan keadaan diri saya saat
menjejakkan kaki di tempat dimana (kebanyakan) calon pemimpin bangsa
atupun perusahaan besar akan “dicetak”. Cukup naif memang jika alasan
itu yang membuat saya “terdampar” dalam perjuangan di FEUI tetapi jika
diizinkan untuk
flashback dalam memori yang penuh kehangatan maka semua akan menjadi cukup jelas.
Saat penjurusan di SMA, saya sedikit bingung karena keinginan saya
masuk IPA/IPS belum terlandaskan oleh apapun hingga bertemu om saya yang
seorang lulusan Teknik Elektro FTUI yang menyarankan saya masuk IPA
supaya bisa masuk UI ataupun masih bisa mendaftar
AKMIL karena
lulusan sarjana. Perdebatan keras terus mengguncang alam bawah sadar
saya karena disaat bersamaan dorongan tsb makin diperkuat dengan paksaan
dari orang tua yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan kemampuan
saya dibidang IPA.
“dengan IPA setidaknya hidup kamu akan terjamin masuk kerja !”
Itulah kalimat pamungkas seorang guru matematika kelas X yang (mungkin)
akan selalu saya ingat dalam memori buruk saya. Setelah berdiskusi
dengan teman dan guru, serta melihat kenyataan di lapangan maka semua
menjadi jelas bahwa saya “
divonis” selama 2 tahun harus menjejakkan kaki di tempat yang katanya orang tua saya adalah tempat
“buangan”
namun sedikit demi sedikit hal tsb semakin terkikis saya rasakan karena
saya paling suka dengan pelajaran PKN yang membahas permasalahan
politik, 2 tahun di kelas IPS membuat saya merasa
kenyang dengan segala diskusi yang biasanya berakhir dengan
panas sama seperti keadaan di DPR/MPR.
Di satu sisi kemampuan matematis saya semakin berkurang, walaupun
begitu bukan berarti menjadi bodoh akan tetapi semakin senang dengan hal
yang tidak rumit.
Hal tsb membuat posisi saya menjadi
kuat di mata guru (walaupun sangat tidak berpengaruh di mata orang tua
sendiri) sehingga sangat kuat tertancap dalam benak paling dalam bahwa
saya harus masuk kancah politik DPR/MPR dengan memilih Ilmu Politik
FISIP UI ! (Hal tsb didukung oleh guru PKN saya)
Selama 9 bulan sebelum tes SPMB, saya ditempa di BTA SMAN 8 untuk memperkuat keinginan saya dan mempertajam pengetahuan saya.
Akan tetapi, sungguh diluar dugaan, ketika semakin lama di BTA maka
keinginan saya semakin luntur untuk masuk Ilmu Politik FISIP UI, kenapa ?
Karena saya selalu diskusi dengan mahasiswa UI yang menjadi pengajar
bahwa untuk menjadi seorang politikus tidak harus dan tidak hanya bisa
dari jurusan idaman saya ! Jelas !
Karena disaat
bersamaan, saya disajikan fakta menarik bahwa seorang artis (yang tidak
punya pengalaman di bidang politik) bisa menjadi Caleg !
Semakin
mendekati pelaksanaan ujian SPMB, semakin bertambah keinginan saya
untuk keluar dari alam pikir yang mengatakan harus masuk Ilmu Politik
FISIP UI dan setelah diskusi dengan kebanyakan tutor maka keinginan saya
berubah 90 derajat untuk menjadi Sosiolog yang kebanyakan memberi
komentar saat PEMILU berlangsung dan ada yang bilang bahwa nilai
penelitiannya cukup besar jika sukses. Hal tsb cukup mendorong saya
untuk meraih jurusan tsb apalagi ditambah info yang mengatakan bahwa
passing grade untuk masuk Sosiologi tidak seseram Ilmu Politik.
2 bulan menjelang SPMB (yang akhirnya dirubah menjadi UMB dan SNMPTN)
keinginan saya –agak banyak- dibelokkan oleh om saya yang baru pulang
dari Jepang setelah berbisnis pengiriman jasa-barang dengan kontainer,
beliau bercerita bahwa 9 dari 10 sahabat Rasul adalah orang kaya semua
yang kebanyakan berbisnis sehingga sukses dan cerita kesuksesan lainnya,
apalagi beliau adalah lulusan IPS SMAN 8 dan lulusan IE FEUI.
Dor !
Kepala
saya seperti ditembak untuk menumpahkan segala keinginan lama saya
untuk menjadi Sosiolog, tetapi hal tsb tidak berpengaruh dalam hal
performa belajar saya karena setelah konsultasi dengan para tutor dan
teman-teman, terlihat bahwa
passing grade Sosiologi FISIP-UI
jauh dibawah Manajemen FEUI yang membuat urutan pilihan saya di formulir
UMB untuk no.1 adalah Manajemen dan no.2 adalah Sosiologi karena untuk
membut kesempatan saya lebih terbuka.
Di setiap akhir pekan, saat ada test UMB yang diselenggarakan oleh BTA 8, terlihat jelas bahwa saya
insya allah bisa masuk Sosiologi UI
dan jelas didepak untuk masuk Manajemen FEUI karena selalu terpaut jauh nilai saya,
namun hal tsb cukup membuat saya tenang karena minimal bisa masuk UI
yang membuat citra saya lebih baik dimata orang tua, apalagi kakak saya
sudah duluan masuk STEI ITB yang membuat saya merasa terpojokkan dan
dalam hati saya berujar,
“dengan masuk UI maka semua akan berjalan normal (lagi)”
Saat
test UMB berlangsung, semua berjalan normal dengan tingkat keyakinan
tinggi bahwa saya bisa mengatasi sebagian besar soal tsb, dan setelah
dicocokkan dengan jawaban versi BTA maka sudah terlihat jelas bahwa saya
insya allah yakin masuk Sosiologi dan
lebih yakin lagi bahwa saya ditolak mentah-mentah oleh Manajemen FEUI.
Berminggu-minggu
menunggu hasil test UMB selalu saja ada spekulasi terkait UMB dan
semuanya dapat teratasi dengan meningkatkan kadar hubungan kepada Allah
dan sesama manusia
Dan hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba, pengumuman hasil UMB 2008.
Serasa disambar oleh tukang roti,
Bukanlah kelezatan nyata yang didapat
Bukanlah kenikmatan yang dirasakan
Dan bukanlah kesenangan sejati yang tersentuh
MANAJEMEN FEUI 2008 !
Selamat, Anda Lolos Masuk Fakultas tsb !
Dilihat 2 kali dan itulah kenyataannya,
Saya langsung berpikir bahwa hal tsb TIDAK HANYA sebuah keberuntungan tetapi itu adalah Kesempatan !
Dan kesempatan yang besar akan membawa tanggung-jawab yang besar pula !
( Singgih Parker )