|| 2010 - Oktober - 30 || Tuhan Berbicara Saat Kau (Jatuh?) Cinta




Mendapat Notes ini dari Seorang Teman, Tak Dikenal,
Notes ini membuat saya menggali lebih dalam,
Mendapat sentuhan yang menghangatkan

Terima Kasih, Allah
Karena Tuhanlah Maha Cinta, :)



SEKAR : TUHAN, hari ini aku kenalan sama orang.
Namanya Ikhwan… orangnya baiiiiiik sekali. Kira-kira, besok aku ketemu lagi ga ya sama dia?


Tuhan hanya diam.....


SEKAR : YAA RABB, hari ini aku ngobrol sama Ikhwan.
Ternyata dia ramaaaaah banget. Orangnya dewasa lagi… kira-kira, sekarang dia lagi ngapain ya?


Tuhan hanya mendengarkan.....

|| 2010 - September - 4 || Alasan (Terjebak) Masuk FEUI


4 September 2010,
Alasan [Terjebak] Masuk FEUI

Alasan memilih Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

            Ketidaksengajaan !

Ya,
Itulah kata pertama dan utama yang menggambarkan keadaan diri saya saat menjejakkan kaki di tempat dimana (kebanyakan) calon pemimpin bangsa atupun perusahaan besar akan “dicetak”. Cukup naif memang jika alasan itu yang membuat saya “terdampar” dalam perjuangan di FEUI tetapi jika diizinkan untuk flashback dalam memori yang penuh kehangatan maka semua akan menjadi cukup jelas.

            Saat penjurusan di SMA, saya sedikit bingung karena keinginan saya masuk IPA/IPS belum terlandaskan oleh apapun hingga bertemu om saya yang seorang lulusan Teknik Elektro FTUI yang menyarankan saya masuk IPA supaya bisa masuk UI ataupun masih bisa mendaftar AKMIL karena lulusan sarjana. Perdebatan keras terus mengguncang alam bawah sadar saya karena disaat bersamaan dorongan tsb makin diperkuat dengan paksaan dari orang tua yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan kemampuan saya dibidang IPA.

            “dengan IPA setidaknya hidup kamu akan terjamin masuk kerja !”

            Itulah kalimat pamungkas seorang guru matematika kelas X yang (mungkin) akan selalu saya ingat dalam memori buruk saya. Setelah berdiskusi dengan teman dan guru, serta melihat kenyataan di lapangan maka semua menjadi jelas bahwa saya “divonis” selama 2 tahun harus menjejakkan kaki di tempat yang katanya orang tua saya adalah tempat “buangan” namun sedikit demi sedikit hal tsb semakin terkikis saya rasakan karena saya paling suka dengan pelajaran PKN yang membahas permasalahan politik, 2 tahun di kelas IPS membuat saya merasa kenyang dengan segala diskusi yang biasanya berakhir dengan panas sama seperti keadaan di DPR/MPR.

            Di satu sisi kemampuan matematis saya semakin berkurang, walaupun begitu bukan berarti menjadi bodoh akan tetapi semakin senang dengan hal yang tidak rumit.

Hal tsb membuat posisi saya menjadi kuat di mata guru (walaupun sangat tidak berpengaruh di mata orang tua sendiri) sehingga sangat kuat tertancap dalam benak paling dalam bahwa saya harus masuk kancah politik DPR/MPR dengan memilih Ilmu Politik FISIP UI ! (Hal tsb didukung oleh guru PKN saya)

Selama 9 bulan sebelum tes SPMB, saya ditempa di BTA SMAN 8 untuk memperkuat keinginan saya dan mempertajam pengetahuan saya.

            Akan tetapi, sungguh diluar dugaan, ketika semakin lama di BTA maka keinginan saya semakin luntur untuk masuk Ilmu Politik FISIP UI, kenapa ? Karena saya selalu diskusi dengan mahasiswa UI yang menjadi pengajar bahwa untuk menjadi seorang politikus tidak harus dan tidak hanya bisa dari jurusan idaman saya ! Jelas !

Karena disaat bersamaan, saya disajikan fakta menarik bahwa seorang artis (yang tidak punya pengalaman di bidang politik) bisa menjadi Caleg !

Semakin mendekati pelaksanaan ujian SPMB, semakin bertambah keinginan saya untuk keluar dari alam pikir yang mengatakan harus masuk Ilmu Politik FISIP UI dan setelah diskusi dengan kebanyakan tutor maka keinginan saya berubah 90 derajat untuk menjadi Sosiolog yang kebanyakan memberi komentar saat PEMILU berlangsung dan ada yang bilang bahwa nilai penelitiannya cukup besar jika sukses. Hal tsb cukup mendorong saya untuk meraih jurusan tsb apalagi ditambah info yang mengatakan bahwa passing grade untuk masuk Sosiologi tidak seseram Ilmu Politik.

            2 bulan menjelang SPMB (yang akhirnya dirubah menjadi UMB dan SNMPTN) keinginan saya –agak banyak- dibelokkan oleh om saya yang baru pulang dari Jepang setelah berbisnis pengiriman jasa-barang dengan kontainer, beliau bercerita bahwa 9 dari 10 sahabat Rasul adalah orang kaya semua yang kebanyakan berbisnis sehingga sukses dan cerita kesuksesan lainnya, apalagi beliau adalah lulusan IPS SMAN 8 dan lulusan IE FEUI.

Dor !
Kepala saya seperti ditembak untuk menumpahkan segala keinginan lama saya untuk menjadi Sosiolog, tetapi hal tsb tidak berpengaruh dalam hal performa belajar saya karena setelah konsultasi dengan para tutor dan teman-teman, terlihat bahwa passing grade Sosiologi FISIP-UI jauh dibawah Manajemen FEUI yang membuat urutan pilihan saya di formulir UMB untuk no.1 adalah Manajemen dan no.2 adalah Sosiologi karena untuk membut kesempatan saya lebih terbuka.

Di setiap akhir pekan, saat ada test UMB yang diselenggarakan oleh BTA 8, terlihat jelas bahwa saya insya allah bisa masuk Sosiologi UI dan jelas didepak untuk masuk Manajemen FEUI karena selalu terpaut jauh nilai saya, namun hal tsb cukup membuat saya tenang karena minimal bisa masuk UI yang membuat citra saya lebih baik dimata orang tua, apalagi kakak saya sudah duluan masuk STEI ITB yang membuat saya merasa terpojokkan dan dalam hati saya berujar,  

               “dengan masuk UI maka semua akan berjalan normal (lagi)”

Saat test UMB berlangsung, semua berjalan normal dengan tingkat keyakinan tinggi bahwa saya bisa mengatasi sebagian besar soal tsb, dan setelah dicocokkan dengan jawaban versi BTA maka sudah terlihat jelas bahwa saya insya allah yakin masuk Sosiologi dan lebih yakin lagi bahwa saya ditolak mentah-mentah oleh Manajemen FEUI.

Berminggu-minggu menunggu hasil test UMB selalu saja ada spekulasi terkait UMB dan semuanya dapat teratasi dengan meningkatkan kadar hubungan kepada Allah dan sesama manusia

Dan hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba, pengumuman hasil UMB 2008.

Serasa disambar oleh tukang roti,
Bukanlah kelezatan nyata yang didapat
Bukanlah kenikmatan yang dirasakan
Dan bukanlah kesenangan sejati yang tersentuh



MANAJEMEN FEUI 2008 !
Selamat, Anda Lolos Masuk Fakultas tsb !

Dilihat 2 kali dan itulah kenyataannya,

Saya langsung berpikir bahwa hal tsb TIDAK HANYA sebuah keberuntungan tetapi itu adalah Kesempatan !
Dan kesempatan yang besar akan membawa tanggung-jawab yang besar pula !

( Singgih Parker )

|| 2010 - Februari - 20 || Pesan Cinta dari Al Azhar - Cairo


Sebuah pesan, tentang rasa sakitnya Cinta bagi seorang Wanita 
dari seorang sahabat dari Universitas Al Azhar - Cairo




Tidak ada yang tidak mengerti makna cinta.
Tapi, cinta maknanya tidak sedangkal yang manusia pikir. cinta maknanya tidak hanya tersirat pada kata.  
Cinta bukan makna, karena ia Hakiki.


Dewi cinta tertegun melihat ke dalam bola yang disebut bumi. beribu perempuan tersiksa atas nama cinta. beribu perempuan terjatuh dalam lumpur dosa. beribu perempuan terjerembab dalam rasa siksa yang tak kunjung menyayat batin hanya karena cinta.


di satu bagian bumi sang lelaki mengucap cinta pada kekasihnya :

"aku mencintaimu.. karena engkau begitu berarti untukku..."

di bagian lainnya :

"kamu tidak akan pernah menyesal telah memberi cintamu untukku..."