|| 2017 - Juni - 23 || #cieTobat, Ketenangan

Pk 13.05, 23 Juni 2017
Ketenangan






|| Kebiasaan Yang Hilang ||
Lama sekali rasanya tidak menulis apapun yang pernah & sedang dialami. Biasanya itu pertanda ada sesuatu yang lain dalam hidup saya. Mungkin ini prolog terpendek dalam tulisan yang pernah saya buat, hehehe…



|| Menjadi Tenang ||
Hari Jum’at ini menggunakan pakaian ibadah yang paling disuka. Sarung putih kotak-kotak, baju koko putih sedikit motif, dan peci hitam sedikit motif. Walaupun rasanya diri belum merasa suci namun ketika menggunakan hal tsb untuk ibadah berjama’ah rasanya teduh ya. Menggunakan sandal biasa dan melangkah ke masjid dengan bunyi gesekan antara sandal dengan aspal di siang hari yang terik, rasanya tenang.

Rasanya sesederhana itu mencari ketenangan.

Ke masjid untuk shalat Jum’at berjama’ah, berwudhu dari rumah, melangkahkan kaki di tengah mulai larutnya komplek dalam suasana penghuni yang mudik ke daerah. Kemudian melaksanakan shalat tahiyyatul masjid & tidak memainkan hp saat berkhutbah, menyimak setiap kata yang dilontarkan khatib, baik itu nasihat, teguran, maupun penyesalan bagi orang yang menghindari jumlah zakat yang sesuai dengan hartanya.

Ketika mata terasa memejam beberpa kali, muncul sketsa imajinasi kesalahan namun berusaha dihindarkan dengan membuka kelopak mata dan melihat kondisi sekitar. Semuanya hanyut dalam ceramah shalat Jum’at.

Ketenangan yang hakiki rasanya.

Ketika pulang, jarak 350 meter dari halaman masjid disapa oleh Bapak berpeci hitam sekitar rumah. Menanyakan bagaimana kabar kerja di Peruri, tentu saja saya tersentak karena heran darimana beliau tahu saya bekerja di Peruri. Usut punya usut sepupu beliau ada yang bekerja di Peruri Karawang. Ramah dan tenang sekali rasanya. Seakan sudah lama sekali tidak mendapatkan ketenangan hati tersebut.

Saya pernah mencoba untuk mengalihkan kegelisahan dengan menonton di bioskop, berlari sore hari, menidurkan diri setelah seharian beraktivitas, ke tempat sepi untuk memejamkan mata namun sama sekali tidak mendapatkan sebuah ketenangan.


Ternyata, sesederhana itu menjemput ketenangan. Menghadirkan hati seutuhnya pada Sang Pemilik Hati.