|| 2013 - Oktober - 27 || Terima Kasih Mata Kuliah Pengambilan Keputusan Manajerial

Pk 16.27, 27 Oktober 2013
Terima Kasih Mata Kuliah Pengambilan Keputusan Manajerial






|| Kemewahan Yang Jarang ||
Entah ini dialami oleh orang lain juga atau tidak, yang pasti ketika gue menjerumuskan diri ke dalam aktivitas kemahasiswaa yang sangat padat semenjak semester 1 hingga 9 maka gue pun sudah memvoniskan diri bahwasanya berkumpul bersama keluarga (Ayah, Ibu, Abang, & Adik) adalah jenis kegiatan yang mewah atau kebutuhan tersier. Terutama ketika gue semakin menjauhkan diri secara geografis dengan menjalani hidup di kosan.

Jadi aktivitas seperti main golf bareng ayah #keselektanjidor 
Atau kegiatan menicure-pedicure sama ibu #keselekbedak 
Dan menonton bareng sama abang-adik itu sangat amat jarang terjadi sedari semester 1-9


Hari ini akhirnya ditengah pikiran gue yang tersita dengan Flohope Indonesia walau secara fisik bebas namun tetap gue ga bisa melepas diri begitu saja. Well... Akhirnya ditraktir Abang untuk nonton Captain Philips. Jujur, awalnya gue nolak karena pikiran gue butuh sesuatu yang fresh seperti film perang atau fiksi atau yang menegangkan namun karena adik gue yang meminta, daripada gue berantem jambak-jambak-an lagi, better gue ikutin.
And you know what? 
The Film is the Most Awesome One in This Semester
Gue yang dulu pernah diberi tahu sama seseorang jika ingin menulis better diselingi membaca namun gue respon jika hanya diperlukan kepekaan maka gue (dengan senang hati) harus membantah ucapan gue sendiri bahwasanya ketika gue sedang & selesai menonton film ini gue harus membuka catatan tentang mata kuliah Pengambilan Keputusan Manajerial
Terima kasih untuk sarannya :)



|| Dunia Barat & Dunia Terbelakang ||
Film Captain Philips dibuka dengan rutinitas seorang Kapten Kapal bernama Philips yang sedang kesal dengan perubahan zaman yang begitu cepat hingga menkhawatirkan tentang anak-anaknya yang terkesan tidak akan siap menghadapi persaingan dalam dunia pekerjaan dengan menunjukkan dialog bahwa mereka terlalu manja menjalani rutinitas pendidikan.

Di satu sisi
Kami bertiga dilempar kedalam suguhan kondisi dunia Somalia yang berbeda sekali dengan dunia Barat. Dunia yang penuh dengan kemunduran zaman dimana untuk mendapatkan uang pun harus menjalani proses kekerasan, hingga harus dipilih oleh pemimpin pembajak kapal untuk diajak ikut serta dalam melakukan kejahatan internasional. Tersaji tampilan visual dimana ada seorang anak yang ingin diikutsertakan dalam proses pembajakan kapal untuk dapat kehidupan lebih baik, di satu sisi anak-anak dunia barat malas untuk melakukan aktivitas pendidikan. What a bip bip bip World!



|| Apa Hubungan Film Sama Mata Kuliah PKM, Gih? ||
NB :
Selama gue menonton film ini, gue menyesal dikarenakan saat semester 10 kurang serius menjalani proses akademik Pengambilan Keputusan Manajerial karena gue mengikuti dengan cermat apa saja keputusan yang akan diambil oleh Sang Kapten Kapal Maersk, Sang Kapten Kapal Somalia, Pimpinan Kapal Penjaga Perairan, hingga Pimpinan NAVY SEAL walau terkadang muncul bayangan wajah Fadel dengan mimik yang khas merusak ozon sekiranya keputusan apa yang sebaiknya diambil setiap pihak. God Damn!

Tersaji dalam pertengahan film dimana ritme jantung penonton dibuat berdebar sementara dilain sisi otak kita akan disuguhi ke dalam pikiran “Kenapa dia ga begini aja sih?!” Yang dimaksud “dia” adalah bisa Pimpinan Pembajak Kapal & Pimpinan Kapal Maersk.

Dalam teori Decision Making Theory lebih khususnya Zero Sum Game tersaji contoh Battle of The Bismarck Sea. Hal ini seperti tersaji dalam film Captain Philips dimana terdapat adegan pertukaran tahanan yang membuat apa yang terjadi sekiranya Kapten Philips turut beserta pembajak kapal dimasukkan kedalam kapal sekoci, ataupun saat adegan dimana ketiadan informasi yang sempurna (Non-Perfect Information) ditengah keputus-asaan Kapten Philips ketika ingin kabur dari kapal sekoci pembajak.

Beralih ke Pimpinan Pembajak Kapal ketika memutuskan untuk terus menerus meminta uang tebusan walaupun ada jaminan dari Pimpinan NAVY SEAL untuk mengakhiri semua kasus dengan cukup membebaskan Kapten Philips namun dia tetap menyandera. Well.. Dalam hati gue berujar “itu kalau gue yang jadi Pimpinan Pembajak Kapal maka gue akan membebaskan Kapten Philips dengan berunding tidak akan dituntut hukum & pulang membawa $ 30,000. Gue berada dalam situasi Chicken Runs dalam mata kuliah PKM.

Di lain sisi, tentu Pimpinan NAVY SEAL tidak bisa mengambil keputusan gegabah dengan hal yang berkaitan nyawa sehingga butuh Perfect Information dimana film ini tersaji dramatisasi sistem pengambilan keputusan hingga detik terakhir.

Overall
Ini sebenarnya gue ga bermaksud untuk membuat resensi film. Gue hanya ingin menyajikan gambaran film yang berkualitas dari sisi social, science, & humaniora knowledge disajikan dalam satu gambaran utuh. Terutama di keseluruhan film seperti terdapat psychological perspective yang ngebuat klimaks diakhir film dengan gue (atau penonton yang lain) malah menjadi dan atau berada dekat dengan sisi kehidupan Kapten Philips yang penuh resiko.

Ketika kita duduk manis dalam sebuah bioskop, ketika sedang asyik mancing bareng ayah, saat sedang makan berdua di meja makan bareng ayah dan abang-adik, saat sedang seru main futsal bareng teman, nikmatilah setiap detik, setiap menit yang berharga bersama teman, saudara, dan atau keluarga yang masih kita miliki. 
Karena terkadang kita baru menghargai sesuatu ketika kita kehilangan momen/sesuatu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar