Pk 07.04, 13 September
2015
Mimisan & Masul
Assalamu’alaykum Wr Wb Skuadron Auf! (Y)
1.
Arry (Rahmawan)
2.
(Mohamad) Irfan
3.
Jhovy (Rahadyan)
4.
Fithor (Muhammad)
5.
(Andika) Amri
|
6.
A Ghana
(Rizky)
7.
Iman (Ramang)
8.
(Widio) Wize,
9.
Febrian (Tri)
10. Mawla (Robbi)
|
11.
(Tri) Bagus
12.
Rifqi (Hendria)
13.
(Khaidir) Aby
14.
Eizar (Aswad)
|
15.
(Susetyo) Dhoni
16.
Zikri (Daulay)
17.
Ibnu (Abdul Aziz)
18.
Arief (Rahman)
|
Pk 04.45
Senin, 7 September 2015
Sesaat
setelah bangun tidur, saya meraba hidung yang nampaknya tidak beres & benar
saja bahwa ada darah yang keluar dari hidung. Cukup banyak. Mimisan menandakan
ada sesuatu yang tidak beres dengan saya. Fisik atau mental.
Saya
menduga hal ini disebabkan bahwa dari detik penunjukan mas’ul saat pertemuan
diskusi perdana Abdurrahman bin Auf, 45 menit perjalanan menuju rumah di
Beekasi, hingga merebahkan diri untuk tidur itu saya terus menerus berpikir
keras, mencoba skeptis, hingga berkecamuk dalam hati. Terus menerus bertanya, Apakah saya pantas berada di tengah kalian,
Skuadron Auf! (Y), lebih-lebih apakah memang amanah sebagai seorang mas’ul
telah jatuh ke tangan yang tepat?
Semalaman saya menggugat diri,
Bagi saya,
Kalau
tugas mas’ul hanyalah sebagai petugas administrasi saja mungkin saya akan
tersenyum mengembang, sayangnya mungkin tidak. Masih ada yang jauh lebih
pantas. Ada seorang Hafidz, penerima beasiswa S2 luar negeri, peraih cum laude, aktivis sejati, inovator
teknologi, si ambi di kampus & kantor, programmer handal, ahli hukum, calon
pengusaha, dll.
Amanah di skuadron yang berisi 20 orang
handal ini berat.
Saya ingat betul,
Jawaban
dari kenapa terbentuk Skuadron Auf! (Y) ini adalah untuk “berlari” bersama Bang
Arief Munandar sebagai “pasukan khusus” hingga “motor penggerak” di Shafa
Community. Ber-fastabihul khairat dari 4 kelompok diskusi lainnya. Maka dari
itu, jika kalian menemukan ada hal yang tidak baik dalam diri saya sebagai
mas’ul maka pertanyakan, gugatlah, kritik saya, nasihati, hingga doakan agar
menjadi lebih baik.
Saya
akan mencoba. Saya akan berusaha. Tidak cegeng pada kelemahan. Tiddak manja
pada kenyamanan. Agar kita bersama-sama menundukkan hati & memperbaiki diri
(secara terus menerus) di tengah para skuadron Abdurrahman bin Auf yang mungkin
lebih pantas memegang amanah maupun berada di skuadron ini.
Di hari Senin itu juga, 7 September 2015
Bang
Arief memposting sesuatu yang membuat Skuadron Auf! (Y) menjadi outlier dengan tingkat kehadiran
menyentuh 95%. Starting point yang
menjanjikan. Harapan untuk terus konsisten melakukan yang terbaik.
Mimisan
merupakan pertanda alami yang ada dalam tubuh saya ketika menggugat suatu hal
yang menimpa diri ini. Tepat 2 bulan sebelum kejadian hari ini pun saya
mengalami hal yang serupa, bedanya ketika itu dalam konteks pekerjaan dan
sekarang dalam hal yang cukup intim. Sekilas ketika jeli melihat pesan whatsapp yang saya kirimkan kepada
setiap anggota Skuadron Auf! (Y) maka akan terlihat sisi melankolisnya, sesuatu
yang amat sangat jarang terlihat atau terjadi ketika saya memegang amanah
sebagai mas’ul di #Metalliqo Utsman.