Pk 19.57, 05 Februari
2016
Mencoba Hidup Lebih Sehat
Nampaknya sudah cukup lama saya
tidak menuliskan berbagai hal yang terjadi sejak tulisan mengenai #NewLife keluar di bulan Agustus 2015.
Rasanya seperti mengalami krisis identitas saja. Bagi saya menulis adalah
sarana paling jujur untuk mengekspresikan berbagai hal dalam diri dibandingkan
bercerita dengan teman-teman namun bukan berarti teman-teman menjadi tidak
berharga. Di tahun 2015, tahun dimana berbagai cobaan silih berganti dan
menjadi ajang pencarian Tuhan, saya lebih banyak (atau mungkin lebih suka)
menulis dibandingkan bercerita, karena akan lebih lancar dalam mengungkapkan
perasaan.
Banyak sekali hal yang telah
berubah sejak tulisan terakhir diposting. Mendapatkan amanah ini-itu, mencapai
prestasi ini-itu, dipindahkan ke ini-itu, hingga gagal ini-itu rasanya hidup
seperti menaiki rollcoaster saja. Seru. Kapan-kapan akan saya tuliskan.
Well,
Saya ingin memberitahu saja
mengenai sistem makan di kantor BUMN ini. Setiap hari kerja kami mendapatkan makanan
prasmanan yang menurut hemat saya benar-benar membuat hemat dari sisi waktu,
tenaga, dan biaya. Tidak perlu kemana-mana dan sudah tersedia. Namun sesekali
ada rasa bosan hinggapi diri karena monotonnya menu makanan walau (menurut
saya) masih enak sebenarnya #ngelunjak
dan tentu saja filosofi dasar prasmanan ialah bebas mengambil makanan dan ini
berbahaya bagi jenis makhluk hidup omnivora seperti saya #halah. Berat badan akan melonjak drastis jika tidak dikontrol.
Untungnya ketika mengunjungi
pabrik BUMN ini di luar kota, saya menemukan di ruang Divisi kami ada menu diet yang dipesan oleh salah 1
sesepuh divisi. Isinya menurut saya unik sekali. Kentang, ayam dada panggang,
sop bakso, buah apel besar, tomat besar, sambal, roti gandum ditambah selai, dan
sayuran. Beliau akan pensiun di bulan Juli 2016 ini.
Usut punya usut ternyata kami boleh memesan Menu Diet kepada pihak catering dengan membuat memo yang ditujukan
kepada Kepala Departemen Fasilitas Umum & Lingkungan (Fasumling) dengan
alasan yang tepat. Dalam hal sesepuh tersebut, beliau menggunakan alasan
kolesterol. Saya pribadi sebenarnya lebih ingin menggunakan alasan saya tertarik kepada hal-hal yang unik
berbeda bermanfaat namun pasti akan ditolak sehingga menggunakan alibi
berat badan saja.
Dan terhitung mulai tanggal 3
Februari 2016 saya mengubah pola makan dengan Menu Diet (sebenarnya saya lebih suka menggunakan diksi Sehat). Hari Jumat ini setelah lari 6
km di lapangan Mabes Polri dan sedang berpuasa sunah, saya berbuka dengan Menu Sehat tersebut. Rasanya hamdalah sekali. Padat, kenyang, tapi
tidak memabukkan #berasaKhamr.
Sebenarnya terdapat 1 buah apel besar namun keburu saya habiskan terlebih dahulu xp |
Semoga baik-baik di dalam perut ya kalian semua |
Umur 25 tahun ini rasanya
benar-benar waktu kritis untuk memutuskan apakah ingin hidup lebih baik atau
tidak. Kenapa di umur 25 tahun? Sebab pada umur seperti ini kita bebas memilih,
apakah tabungan pengetahuan dipupuk dengan baik sehingga kita menciptakan
kesempatan atau dibiarkan saja hingga menunggu kesempatan yang seringkali
datang di waktu yang tidak tepat.
Hidup sehat itu perlu mas singgih :) "coba nasi box yang dapet dari acara kawinan kek gini, gue tiap hari dateng ke kondangan" hha
BalasHapus