Pk 04.27, 13 Juli 2015
Mimisan
Sesaat
setelah bangun dari tempat tidur spring
bed berukuran 3*2 meter, rasanya berat sekali untuk bangun. Bukan karena
tubuh yang menolak untuk memulai sahur namun otak rasanya penuh sekali jika
tidak dikatakan pikiran yang selalu jalan terus bahkan disaat tubuh ini diharuskan untuk beristirahat.
Saat
raga ini sudah mampu digerakkan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu,
dari mulut keluar dahak berwarna merah alih-alih
riak yang bercampur dengan darah.
Ada hal yang tidak beres nampaknya, batin ini berujar
Hingga
ketika wudhu keluarlah darah dari hidung. Mimisan,
kata yang paling sering disebutkan oleh masyarakat umum akan fenomena tubuh
tersebut.
Bagi
saya
Mimisan adalah
pertanda buruk
Mimisan
merupakan pertanda bahwa ada yang tidak
beres dengan saya. Bukan. Bukan karena saya sedang memproses diri ini
menuju kegilaan secara jiwa. Hanya saja tekanan yang menimpa otak saya semakin
besar.
Mimisan
bagi saya berarti pertanda ada yang tidak
beres dengan kualitas hidup saya, yang jamak diukur dengan pola ibadah,
pemanfaatan waktu, slot waktu berpikir bagi otak, hingga kondisi jasmani yang
kurang optimal. Dengan kata lain.
Ada yang salah dengan hidup saya.
Kamu
tahu hal yang paling menakutkan bagi saya?
Hal
ini, mimisan, seringkali terjadi
sekitar bulan Februari-Maret 2015 lalu. Waktu dimana saya mengalami kejatuhan
secara fisik maupun mental atau ujian terberat ketika waktu secara terus menerus menggerus pikiran
saya, pikiran akan apa yang saat ini dan
kedepan saya lakukan atau dapat dikatakan bagaimana cara membunuh waktu di
tengah keluangan-kelonggaran yang saya dapatkan.
Dan
saat ini
Ketika
ada perubahan yang saya dapatkan, katakanlah
diterima di salah 1 perusahaan, saya masih mendapatkan mimisan tersebut sebagai hadiah dari ketidaknyenyakan yang saya alami
semalaman ini. Pertanda jelas bahwa secara riil
tidak ada yang berubah dengan diri ini baik ketika uang terhadap waktu atau
mendapatkan amanah tertentu dari bulan Mei-Juli ini walau memang secara nominal berubah secara drastis.
Sejatinya,
tidak ada yang berubah dengan diri ini. Lembaran
awal di hari Senin yang kelam.
"2 nikmat yang banyak manusia tertipu dalam keduanya, yaitu nikmat sehat & waktu luang"
(HR. Bukhari)
NB
:
Sebelum
tidur, otak ini berkecamuk. Suara masa lalu yang menderu hingga saling membalap
untuk menakuti masa depan saya. Hingga 15 menit memejamkan mata tidak berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar