|| 2012 - Desember - 4 || Cerita 2 Sifat Cinta & Pemuja Rahasia, Para Penjaga Rasa


Pk 15.50, Selasa, 4 Desember 2012
Cerita 2 Sifat Cinta & Pemuja Rahasia, Para Penjaga Rasa






Kuawali hariku dengan mendoakanmu agar kau selalu sehat dan bahagia disana,
Sebelum kau melupakanku lebih jauh,
Sebelum kau meninggalkanku lebih jauh,
Ku tak pernah berharap kau kan merindukan keberadaanku, yang mennyedihkan ini


Beware!
Buat cowo-cowo yang ngerasa dirinya Hampa dan hanya bisa megang Boneka Panda di malam Minggu nya, ini tulisan buat kalian, Buat cewe-cewe yang ngerasa dirinya Kosong dan hanya bisa melolong di malam Minggu nya, ya ini tulisan buat anda-anda sekalian.

Sore ini, di sela-sela kerja saya dalam memperbudak diri sendiri untuk sebuah Propganda Sosial bernama @flo_Hope tetiba playlist lagu ini yang bisasnya diisi oleh ceramah ustad Yusuf Mansyur atau lantunan ayat suci dari Sudais, ternyata memainkan sebuah lagu Hampa yang berasal dari band Favourite saya ----> k4n39n B4nd, eh salah, maksudnya Sheila On 7

Dalam perjalanan pulang di kala malam, selepas pulang dari Liqoan di rumah Bang Arif *semprot parfum Habib* saya terlibat perbincangan Hampa dengan Legenda Jomblo FEUI yakni si Aktivis Orasi yaitu A**W, kalian kenal? Jika kalian setiap malam minggu main ke empang depan depan Asrama UI pasti ngelihat dia lagi mengais rejeki, *nguyah sugus*

Kami sepakat bahwa dalam hal mencintai itu ada 2 Kata Sifat-Kerja yang berpengaruh besar terhadap perilaku para pemuja Cinta.



Baik, satu-satu ya  kita bahas, Pertama, Cinta itu Progresif


Sumpah, saya heran ga ketulungan, kalo ada orang pacaran itu biasanya dijulukin istilah “eh, dia udah ada Anjing nya”“eh, jangan deketin dia, dia udah ada monyetnya”. Masha Allah ya pergaulan anak muda sekarang, lama-lama saya akan bertanya, “itu monyetnya diiket ga? Jangan2 dia sering manjat pohon depan kosan”“eh, itu anjingnya giginya geraham semua atau taring semua?”


Nah kalian tahu sifat daripada Anjing dan Monyet kan? Maksud saya, sifat Progresif itu berasal dari 2 hewan itu, bayangkan, ketika misal dalam sebuah Kepanitiaan, pasti ketika mandang pertama baca Al Matsurat, mandang kedua mulai stalker, mandang ketiga mulai cari nomor hape, mandang keempat mulai cari bahan omongan buat sms, misal “Halo Dini, itu Suketi kemarin ga masuk ke kelas asdos kenapa ya?” atau “Selamat Pagi Dito, kamu 2 hari lalu lihat Parjo di taman komplek Suropati ga pas malem-malem?” Jadi, yang namanya Cinta itu butuh dikendalikan, bukan dikekang lho ya, jadi ada istilah Cinta dalam Doa, kalo Cinta dalam Diam mah cocok buat Orang-Orang Hampa Penganut Faham Sendiriisme.


Baiklah, selanjutnya, ketika orang sedang merasakan indahnya balutan Cinta dalam dunia yang serasa hanya milik berdua, maka Cinta itu bersifat Addictive. Please, Jangan samakan sama Ganja atau cimeng ya, kalo samain sama cireng gapapa.


Pernah kalian menonton Meteor Garden? Nah, itulah, walau di awal merasa benci, namun ketika rasa berubah menjadi Cinta maka Dimensi Waktu & tempat menjadi bias, segala halangan akan coba ditembus, ada yang pakai twitter, ada yang pakai Skype, ada yang pakai omegle.com (kalian tahu maksudnya? Hahaha.....) demi bisa berkomunikasi dengan dia, aih, :P rasa Ketagihan itu seperti Morfin, yaitu menghilangkan rasa sakit, ketika misal kalian mendapat nilai D selama 2 semester berturut-turut atau dikeluarkan dari kelas karena memakai sendal jepit ( Demi Tuhan Ini Bukan Pengalaman Penulis ) maka kalian coba curhat dengan dia yang ada disana, seketika kesedihan menjadi terobati dengan buaian kata-kata.


Atau kalian pernah menonton Dora The Explorer? Jujur, saya curiga sebenarnya ada hubungan apa antara Dora dengan Boots yang selalu berdua kemana-mana, Astaghfirullah, sebegeitu kurang tampannya kah Diego sehingga Dora beralih pandangan?
*nelen promag*


Nah, 2 sifat Cinta tersebut yang seperti mata pisau pedang Ali dimana kita bisa menghadapkan pada sisi Positif atau Negatif tergantung bagaimana rasa Cinta tersebut dikendalikan atau diutarakan.


Sejujurnya, buat penulis sendiri, Untuk Saat Ini  seperti menikmati posisi sesuai judul lagu Sheila On 7 yang beberapa bait sudah disebutkan, Mengapa? Karena masih belum sanggup mengendalikan antara Emosi dengan Akal. Kadang ketika kita memainkan sebuah perasaan, pasti bisa menyakiti hati dari 1 sisi, bisa karena banyak hal, mungkin karena perbedaan pendapat atau hal-hal sepele lain yang akhirnya merusak hubungan.


Tentunya, penulis masih menganggap 2 Sifat tadi bisa mengarahkan pada sisi Negatif ketika belum saatnya disampikan sebuah kalimat “Aku Sayang Kamu...”, itu jujur, buat penulis, kalimat amanah lho, ketika hal tersebut diucapkan, maka sudah sepatutnya kitta kudu musti wajib harus membuat tersenyum dia dengan segala kondisi kita, menghormati dia, dan tentunya mengarahkan dia menjadi pribadi yang lebih baik ketika kita bersama dia.


Begitulah ya, dan untuk terakhir, ada bait lagu yg sungguh menyentuh hati, Hehe, *senyum*


Akulah orang yang kan selalu mengawasimu,
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
Dan biarkan  aku jadi pemujamu jangan pernah hiraukan, perasaan hatiku
Tenanglah tenang pujaan hatiku sayang, aku takkan sampai hati bila menyentuhmu

Mungkin kau takkan pernah tahu, betapa mudahnya kau tuk dikagumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar