|| 2014 - Oktober - 11 || Tes Otoritas Jasa Keuangan. Tahap 1 - Ada Ada Aja, Mas!

Pk 21.17, 11 Oktober 2014
Tes Otoritas Jasa Keuangan. Tahap 1 - Ada Ada Aja, Mas!






|| Awal Kebimbangan Jalur Masa Depan ||
Posisi saya saat ini masih sebagai analis di Unlimited Insights & Co. Konsultan ini dimiliki oleh Pak Harryadin Mahardika, seorang mentor saya yang amat sangat berjasa dalam membentuk pola pikir untuk menghargai suatu penelitian hingga seseorang yang menjadi muara ketika ada urusan perasaan yang mengganggu. Sudah sejak Mei 2014 atau 6 bulan saya membantu Pak Harryadin mengerjakan sekitar 2 proyek yang kesemuanya tidak bisa saya maksimalkan Lendo Novo dan Dreya adalah 2 pihak yang kami bantu untuk dibuatkan feasibility study terkait dengan proyek pendirian untuk SES A-A+.

Sejatinya semenjak kelulusan kuliah, saya merasa menjadi “produk gagal” yang masih belum saja ingin memfokuskan diri kemana. Apakah jalur professional atau melanjutkan diri ke tangga S2. Pak Harryadin melihat potensi dalam diri saya untuk menjadi seorang akademisi atau memiliki ketertarikan menggali lebih dalam pengetahuan-penelitian yang dapat diformalkan ke dalam bentuk pendidikan S2. Dan beliau mewajibkan saya untuk mengambil S2 di luar negeri, oleh sebab itu pernah beliau menawarkan saya untuk menjadi atau mengikuti seleksi asisten dosen program kelas Internasional FEUI, tentu saya menolak, Hahaha

Bertaburan berbagai peluang dan ajakan beasiswa ke luar negeri. Entah apa yang teman-teman pikirkan ketika mengucapkan hal tersebut ke saya. Apakah mereka tidak tahu betapa lemah syahwatnya saya dalam urusan akademik? Di setiap ajakan mereka selalu menyelipkan perkataan, 
“gih, daftar aja, peluang lw gede kok, pasti bisa. lw kan udah ngerjain itu itu sama dapet ini itu lagi, bisa lah. Dapetin aja LoA dulu”.

Kebimbangan yang saya rasakan dampaknya sangat destruktif terhadap apa yang ingin saya usahakan maupun maksimalkan. Saya tipe orang yang menganggap ketika suatu hal bukanlah fokus saya maka tidak harus dimaksimalkan namun kalau sudah mendapatkan kenapa hal itu berharga maka sudah sepatutnya diperjuangkan. Hajar sampai titik darah penghabisan. Titik.

Salah 1 sahabat saya pernah mengirimkan informasi bahwa Pertamina akan membuka lowongan besar-besaran di awal tahun 2014 dan membuka stand di Balairung UI. Informasi tersebut dikirimkan beberapa minggu sebelum upacara yudisium. Dia sendiri sudah masuk Pertamina sejak awal 2013 sebagai BPS MT Marketing & Trading. Penempatan di Pekanbaru kalau tidak salah. Dan banyak dedengkot FEUI yang bertengger di wilayah kerja tersebut.

Dan apa yang saya lakukan? Tidak mendaftar sama sekali kesempatan di depan mata tersebut. Entah kenapa kebimbangan saya merusak life plan yang pernah saya niatkan.

|| 2014 - Oktober - 4 || Komunikasi terhadap Perempuan ala Unlimited Insights Co.

Pk 20.22, 4 Oktober 2014
Komunikasi terhadap Perempuan ala Unlimited Insights Co.






|| Ya.. Ya.. Ya.. Tertawalah… ||
Hahaha…
Hahahaha…
Bahahahahaha…

Ruang kantor berukuran 15*5 meter yang saya tempati sedari bulan Maret 2014 tersebut mendadak riuh sekali dengan tawa dari 4 rekan kerja. Apa boleh buat, saya hanya bisa menghela nafas panjang, tersenyum seadanya, dan menatap kosong ke layar laptop. Tersebutlah nama-nama yang tidak asing di jagat dunia perasaan.

(Bp.) Harryadin Mahardika (Ph.D.) adalah dosen sekaligus mentor saya dalam uruan akademik hingga strategi menghadapi perempuan. Saya sungkem dengan beliau atas jasa-jasanya yang tanpanya maka saya tidak akan dapat keluar dari gerbang kampus FEUI. Beliau juga merupakan CEO & Co-Founder Konsultan Unlimited Insights. Untuk urusan percintaan hingga membangun rumah tangga, beliau banyak sharing semasa di kampus dulu (cerita mengenai beliau dimarahi oleh pacarnya karena modal-beasiswa yang rugi untuk bisnis warnetnya menginspirasi saya,), terlebih ketika membina keluarga di Australia selama beberapa tahun bersama istri & anak untuk mendapatkan gelar doktornya.

Mekhdi Ibrahim Johan. Pembawaannya kalem. Awal bertemu saya tidak menduga bahwa dia merupakan anak KKI FEUI. Terlebih topik yang sering dijadikan bahan perbincangan kami kalau dalam 1 mobil. Dimulai dari tema politik, bisnis, agama, hingga wanita. Untuk urusan perempuan, sejatinya saya ragu dengan kemampuannya, Hahaha… Tidak-tidak, bercanda. Dalam waktu dekat ini Mekhdi akan menjadi adik ipar artis David Chalik.

Fadli Umam. Saya bingung sekali dengan ini makhluk. Urusan percintaannya saja masih bernafas pendek namun dialah yang tertawanya paling keras diantara yang lain saat membincangkan keluguan saya dalam urusan perasaan. Saat ini dia pun sedang mencoba PDKT dengan salah 1 anak FEUI yang (sejujurnya) saya ragu akan jadi :D Kalau saja Umam mendapatkan pekerjaan sebagai seorang sales maka nampaknya dia akan sering melampaui target penjualan. Mulutnya ialah senjatanya. Kuat ngomong.

Terakhir, dalam Tim Unlimited Insights & Co
Ada Yugo Binowo. Dimana ada Umam maka disitu ada Yugo. Mereka sudah sangat dekat sekali. Setidaknya dibandingkan Umam, dia memiliki pengalaman positif dalam hubungan asmara walau ujungnya pun tetap negatif. Satu hal yang saya kaget, ketika kami 1 project Dewan Guru Besar UI, ternyata dia mengajak nonton-makan salah 1 anggota tim yang berasal dari FIB UI. Hasilnya? Nihil :D

|| Kesalahan Saya ||
Skak mat!
Memang untuk urusan yang berhubungan dengan makhluk bernama wanita, merekalah jagonya. Dari mulai cara berkomunikasi, menjaga rasa, hingga menaklukan hati pasti mereka memiliki banyak pengalaman. Setidaknya salah 2 dari mereka sudah memiliki hak paten, Hahaha… Sedangkan 2 sisanya hanyalah menikmati pelecehan verbal percintaan terhadap saya. Sial. Semuanya bermula ketika negara api menyerang, #halah.

Pertemuan diantara kami ber-5 dilakukan lagi sekembalinya saya dari Malaysia mengikuti 1 kegiatan kepemudaan tingkat regional. Saat bertemu Pak Harryadin di kantornya, entah angin apa yang menerjang kantor, secara tiba-tiba beliau bertanya “jadi bagaimana Singgih? ada teman perempuan Malaysia yang nyangkut gak?”. Dan seketika semuanya hening, pandangan mata menjadi gelap, hidung kembali tersendat, & mulut tercekat. Sialnya beliau bertanya seperti itu dengan cukup lantang yang membuat 3 serigala kantor cekikikan.

Flashback. Untuk urusan perasaan, segalanya terasa saya reset kembali setelah mengalami beberapa pengalaman yang menempatkan saya berada dalam posisi subject aktif pelaku kejahatan dan dalam perspektif tertentu dapat dikataan menyakiti perasaan kaum hawa. Saya tidak bisa membenarkan maupun mengelak. Dalam kondisi tertentu seharusnya ada hal-hal yang harus kita dengar dari kedua belah pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sehingga dalam kondisi ini, saya linglung.

Terkait di Malaysia, nampaknya saya yang bodoh atau lugu karena tidak merespon beberapa perhatian tertentu dari teman-teman perempuan Malaysia. Saya pun merasa juga bahwa kami berkawan - bertukar pikiran antar 2 rumpun saja. Tidak lebih. Ketika mendengar pemaparan tersebut, beliau dan teman-teman di ruang kantor hanya berkata “yaaaahhh… sudah diduga.” Namun ada hal yang membangkitkan rasa keingintahuan mereka ketika saya bertanya sesuatu mengenai cara berkomunikasi dengan perempuan.

Semuanya diawali ketika secara terbuka saya mengatakan sedang ada komunikasi dengan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Entah bagaimana bisa berkomunikasi dalam beberapa waktu melalui social media. Saya add dia dan dia bertanya mengenai beberapa hal di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Toh dia juga merupakan almamater SMA dari daerah yang cukup terkenal juga di FEUI sebab banyak kakak angkatan dia yang menjadi “pemain kunci” & “pemain di belakang layar” pada setiap kegiatan penting akademik-sosial-politik kampus di lingkungan FEUI.

|| 2015 - September - 13 || #Metalliqo, Mimisan & Masul

Pk 07.04, 13 September 2015
Mimisan & Masul






Assalamu’alaykum Wr Wb Skuadron Auf! (Y)

1.       Arry (Rahmawan)
2.       (Mohamad) Irfan
3.       Jhovy (Rahadyan)
4.       Fithor (Muhammad)
5.       (Andika) Amri
6.       A Ghana (Rizky)
7.       Iman (Ramang)
8.       (Widio) Wize,
9.       Febrian (Tri)
10.    Mawla (Robbi)

11.       (Tri) Bagus
12.       Rifqi (Hendria)
13.       (Khaidir) Aby
14.       Eizar (Aswad)

15.       (Susetyo) Dhoni
16.       Zikri (Daulay)
17.       Ibnu (Abdul Aziz)
18.       Arief (Rahman)


Pk 04.45
Senin, 7 September 2015

Sesaat setelah bangun tidur, saya meraba hidung yang nampaknya tidak beres & benar saja bahwa ada darah yang keluar dari hidung. Cukup banyak. Mimisan menandakan ada sesuatu yang tidak beres dengan saya. Fisik atau mental.

Saya menduga hal ini disebabkan bahwa dari detik penunjukan mas’ul saat pertemuan diskusi perdana Abdurrahman bin Auf, 45 menit perjalanan menuju rumah di Beekasi, hingga merebahkan diri untuk tidur itu saya terus menerus berpikir keras, mencoba skeptis, hingga berkecamuk dalam hati. Terus menerus bertanya, Apakah saya pantas berada di tengah kalian, Skuadron Auf! (Y), lebih-lebih apakah memang amanah sebagai seorang mas’ul telah jatuh ke tangan yang tepat?

Semalaman saya menggugat diri,

Bagi saya,
Kalau tugas mas’ul hanyalah sebagai petugas administrasi saja mungkin saya akan tersenyum mengembang, sayangnya mungkin tidak. Masih ada yang jauh lebih pantas. Ada seorang Hafidz, penerima beasiswa S2 luar negeri, peraih cum laude, aktivis sejati, inovator teknologi, si ambi di kampus & kantor, programmer handal, ahli hukum, calon pengusaha, dll.

Amanah di skuadron yang berisi 20 orang handal ini berat.

Saya ingat betul,
Jawaban dari kenapa terbentuk Skuadron Auf! (Y) ini adalah untuk “berlari” bersama Bang Arief Munandar sebagai “pasukan khusus” hingga “motor penggerak” di Shafa Community. Ber-fastabihul khairat dari 4 kelompok diskusi lainnya. Maka dari itu, jika kalian menemukan ada hal yang tidak baik dalam diri saya sebagai mas’ul maka pertanyakan, gugatlah, kritik saya, nasihati, hingga doakan agar menjadi lebih baik.

Saya akan mencoba. Saya akan berusaha. Tidak cegeng pada kelemahan. Tiddak manja pada kenyamanan. Agar kita bersama-sama menundukkan hati & memperbaiki diri (secara terus menerus) di tengah para skuadron Abdurrahman bin Auf yang mungkin lebih pantas memegang amanah maupun berada di skuadron ini.

Di hari Senin itu juga, 7 September 2015
Bang Arief memposting sesuatu yang membuat Skuadron Auf! (Y) menjadi outlier dengan tingkat kehadiran menyentuh 95%. Starting point yang menjanjikan. Harapan untuk terus konsisten melakukan yang terbaik.

Mimisan merupakan pertanda alami yang ada dalam tubuh saya ketika menggugat suatu hal yang menimpa diri ini. Tepat 2 bulan sebelum kejadian hari ini pun saya mengalami hal yang serupa, bedanya ketika itu dalam konteks pekerjaan dan sekarang dalam hal yang cukup intim. Sekilas ketika jeli melihat pesan whatsapp yang saya kirimkan kepada setiap anggota Skuadron Auf! (Y) maka akan terlihat sisi melankolisnya, sesuatu yang amat sangat jarang terlihat atau terjadi ketika saya memegang amanah sebagai mas’ul di #Metalliqo Utsman.

|| 2015 - Agustus - 26 || #NewLife, Senior Management Team

Pk 17.57, 26 Agustus 2015
Senior Management Team






“bukan gitu maksudnya gue. 
Kalau lw ngelakuin dengan cara kaya begitu mah anak SMA juga bisa nyusun program kerja yang sama kaya tahun sebelumnya. Pertanyaannya kalau memang di tahun ini bisa dilakuin, kenapa harus ngenunggu ampe tahun kerja berikutnya untuk nyelesainnya? Kalau kaya begini caranya ampe akhir tahun bisa gak dapet apa-apa kita kan! Gue mana mau gak ngehasilin apa-apa sampe akhir tahun 2015

Hari ini, bukan-bukan, mungkin lebih tepatnya sore ini saya disajikan bagaimana terdapat perbedaan sudut pandang mengelola tanggung jawab diantara perspektif orang-orang BUMN dengan perspektif seorang pimpinan yang ex. direktur perusahaan swasta.

Salah 1 pimpinan perusahaan yang saya tempati menutup hari di ruang rapat divisi dengan segala kritikannya yang semakin membuka mata saya tentang tata kelola keuangan perusahaan yang ada di bawah kementerian BUMN ini. Beliau adalah seorang pro-hire di perusahaan ini yang tergolong sebagai “anak baru” dari sisi umur kerja karena baru “dikontrak” sejak akhir tahun 2014 namun dari sisi pengetahuan sektor bisnis serasa senior yang dapat diadu oleh para pegawai di perusahaan ini yang mendekati masa pensiun.

Pertemuan dimulai pk 15.45 di ruang rapat divisi dengan dihadiri oleh seluruh perangkat departemen. Total ada sekitar 8 orang yang berada di dalam ruangan. Beliau langsung bertanya yang membuat saya terperangah.

“Ini siapa yang membuat laporan evaluasi 2015 dan proyeksi 2016? Kamu ya, Singgih?” Buru beliau yang membuat saya hampir GR karena mengira hasil kerja akan dinilai bagus namun buru-buru saya mengklarifikasinya.

|| 2015 - Agustus - 12 || #NewLife, Betahkah Singgih?

Pk 14.57, 12 Agustus 2015
Betahkah, Singgih (?)






“jadi gimana nih, Singgih? udah 2 bulan kan disini? betah gak?”

Matahari sebentar lagi akan mengangkat kopernya untuk pergi sesaat dari menyinari bumi bagian Jakarta Selatan. Jam digital di sudut kanan bawah laptop menunjukkan angka 2:57, hamdalah tugas yang baru saja disidang oleh Kepala Departemen Kajian Strategi Bisnis hanya menyisakan sedikit revisi, “akhirnya bisa tidur lebih awal, 15 menit selesai lah ini”, batin saya kegirangan serasa anak usia 7 tahun yang membunyikan terompet tahun baru.

Saya berada di ruang rapat Divisi Pengembangan Strategi Bisnis yang dapat dikatakan mewah jika dibandingkan fasilitas departemen lainnya. Dengan AC yang super dingin serta purifier yang tersedia dengan meja kaca bundar dikelilingi oleh 10 kursi kerja dan 1 layar TV samsung untuk presentasi. Sebuah investasi di bidang keilmuan yang suatu saat akan dituntut direksi dengan pencapaian kerja divisi ini. Saya menyebut ruangan ini, “Basecamp Cave”.

Akhir-akhir ini pun saya suka menyendiri, terutama di Basecamp Cave, tempat yang (sangat) menyejukkan, jauh dari hingar bingar, dan jauh dari asap rokok, ya, asap rokok.

Tepat lembar ke-2 sebelum selesainya revisi, datanglah seseorang dari Divisi Pengelolaan Aset dan Anak Perusahaan. Nampaknya beliau tipe orang yang ramah terasa dari senyuman dan jabatan tangannya. Kami pernah bertemu saat saya dan partner diajak keliling perusahaan di hari pertama penempatan kerja. Sesuatu yang jarang dirasakan oleh teman seangkatan.

jadi gimana Singgih, sudah 2 bulan kan? Betah gak? atau sedang ikut-ikutan psikotest di tempat lain? Hahaha

|| 2015 - Agustus - 1 || Menemukan Tuhan

Pk 15.02, 2 Agustus 2015
Menemukan Tuhan






“kenapa gw memilih jalan ini, boi, gw merasa sangat dekat hingga gw yakin bahwa gw dapat menemukan Tuhan di tempat tersebut”



Sabtu, 1 Agustus 2015, sesaat setelah bertemu di Masjid Universitas Indonesia untuk berbincang bersama beberapa teman lainnya membicarakan pendakian #naikGunungCiremai, salah 1 sahabat yang sudah saya anggap sebagai seorang saudara ini melontarkan ucapan diatas. Ucapan yang sejatinya tidak saya duga sama sekali, melihat latar belakang keluarganya yang sangat baik dalam hal agama.

Sekitar pk 19.47 kami berbincang cukup lama dari makan di tampat makan langganan di Kutek hingga di emeran masjid Muhammadiyah, Kutek. Lama sekali kami berbincang hingga masalah-masalah yang berkaitan dengan pribadi, idealis, hingga agama.

Dia anak FEUI, angkatan 2009, saya lebih nyaman jika menyebutnya dengan Mr.A di dalam tulisan ini. Banyak sekali dia memberikan sudut pandang mengenai bagaimana seharusnya hidup ini berjalan (menurut pandangannya),


“setiap lw ingin melakukan sesuatu, boi, gw yakin bahwa kita harus mampu menemukan jawaban dari pertanyaan, Apa tujuan hidup lw? Kenapa lw melakukan itu anu ini?”

|| 2015 - Juli - 23 || #NewLife, Mahaguru Tetiba Datang

Pk 10.30, 23 Juli 2015
Mahaguru Tetiba Datang






|| Siapakah Dia ||
“Serius sekali kalian ini, menjelang tengah tahun ya makanya kalian begini, hati-hati nanti pengetahuan & pandangan kalian menjadi kacamata kuda…Hahaha…”

Suara berat penuh kekhasan datang dari arah belakang saya yang sedang penuh konsentrasi menatap laptop. Saya memang duduk membelakangi arah pintu ruangan kami yang saya sebut dengan “basecamp”. Untung saja saat itu saya sedang tidak membuka youtube atau kaskus. Suara beliau sama sekali tidak saya kenal, bahkan ketika saya menatap beliau dari ujung rambut hingga ujung kaki pun tetap tidak kenal, terlebih beliau menggunakan kaos singlet serta jeans yang tidak boleh digunakan di area perusahaan saat weekdays.

Wakil Kepala Departemen yang sedang 1 ruangan bersama saya pun menyalami beliau & cukup menunduk hormat. Rasanya seperti Raja Negara Api saja datang menyapa rakyatnya.

Belakangan saya baru tahu bahwa beliau adalah Kepala Divisi Perencanaan Perusahaan & Manajemen Resiko. Sebuah posisi elit yang menjadi tangan kanan para direksi dalam memahami & mengambil keputusan strategis perusahaan. Kita sebut saja beliau Mr. T

Beliau lulusan sarjana Universitas Hasanudin tahun 1987 & didikan asli program pengembangan SDM perusahaan ini, yang mana penerimaan via jalur sarjana di tahun tersebut hanya meluluskan 11 orang. Hingga saat ini, 1 keluar dari perusahaan, 1 sudah meninggal, 1 orang stuck pada posisi Kepala Departemen, beberapa sebagai direksi di anak perusahaan, sisanya sudah menjabat Kepala Divisi (sebuah posisi karier akhir di perusahaan karena posisi direksi merupakan posisi politik yang berdasarkan penunjukkan RUPS maupun menteri), banyak sekali beliau bercerita sejak pertama menjadi pion di papan permainan perusahaan ini hingga meniti karier menjadi seorang raja yang memainkan bidak-bidak penting.

Beliau suka menyebut dirinya sebagai Mahaguru. Hehehe…



|| Kacamata Kuda ||
“Ayo coba sekarang… Diskusi sama saya, sekarang, apa sih yang kalian lakukan di Divisi Pengembangan Strategi Bisnis ini?” ancam beliau kepada 4 orang staf divisi yang baru dibentuk tahun 2013 ini. Saya sebagai anak bawang hanya bisa memandang beliau penuh hormat & serius saja alih-alih ingin menjawab tapi demi “keselamatan diri” mending diam.

Ada 3 poin penting yang disarankan beliau kepada kami, sebagai seorang staf baru, di divisi yang baru dibentuk 2 tahun lalu. Poin yang dibuka dengan kalimat yang mengingatkan saya tentang lw disini mau ngapain kedepannya Gih, lw paham gak disini kondisinya gimana, lw tahu gak resiko masuk sini, lw tahan gak dengan kerja kaya gini Gih.

Saya sangat suka dengan beliau yang memaparkan kondisi nyata perusahaan ini, secara telanjang mengenai bagaimana perpolitikan hingga beberapa kekurangan agar kami sadar.

“coba lah kalian kaji dengan baik serta cepat untuk kondisi, potensi, & ekspansi keuar negeri bagaimana. Kita mampu bersaing gak?

Saya dan teman-teman yang memang mendapatkan tugas sedari pertengahan Juni 2015 lalu untuk mencari 50 perusahaan pesaing di luar negeri hanya bisa terus memanggut. Wajar. Sebab Mr. T menjelaskan bahwa infrastruktur pendukung perusahaan ini untuk bersaing di dalam negeri saja sudah tertinggal 10 tahun lalu dengan salah 1 perusahaan swasta pesaing, yaitu pabrik pendukung bahan baku utama perusahaan ini.

|| 2015 - Juli - 13 || #NewLife, Mimisan

Pk 04.27, 13 Juli 2015
Mimisan






Sesaat setelah bangun dari tempat tidur spring bed berukuran 3*2 meter, rasanya berat sekali untuk bangun. Bukan karena tubuh yang menolak untuk memulai sahur namun otak rasanya penuh sekali jika tidak dikatakan pikiran yang selalu jalan terus bahkan disaat tubuh ini diharuskan untuk beristirahat.

Saat raga ini sudah mampu digerakkan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, dari mulut keluar dahak berwarna merah alih-alih riak yang bercampur dengan darah.

Ada hal yang tidak beres nampaknya, batin ini berujar

Hingga ketika wudhu keluarlah darah dari hidung. Mimisan, kata yang paling sering disebutkan oleh masyarakat umum akan fenomena tubuh tersebut.

Bagi saya
Mimisan adalah pertanda buruk
Mimisan merupakan pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan saya. Bukan. Bukan karena saya sedang memproses diri ini menuju kegilaan secara jiwa. Hanya saja tekanan yang menimpa otak saya semakin besar.

Mimisan bagi saya berarti pertanda ada yang tidak beres dengan kualitas hidup saya, yang jamak diukur dengan pola ibadah, pemanfaatan waktu, slot waktu berpikir bagi otak, hingga kondisi jasmani yang kurang optimal. Dengan kata lain.

Ada yang salah dengan hidup saya.

Kamu tahu hal yang paling menakutkan bagi saya?
Hal ini, mimisan, seringkali terjadi sekitar bulan Februari-Maret 2015 lalu. Waktu dimana saya mengalami kejatuhan secara fisik maupun mental atau ujian terberat ketika waktu secara terus menerus menggerus pikiran saya, pikiran akan apa yang saat ini dan kedepan saya lakukan atau dapat dikatakan bagaimana cara membunuh waktu di tengah keluangan-kelonggaran yang saya dapatkan.

Dan saat ini
Ketika ada perubahan yang saya dapatkan, katakanlah diterima di salah 1 perusahaan, saya masih mendapatkan mimisan tersebut sebagai hadiah dari ketidaknyenyakan yang saya alami semalaman ini. Pertanda jelas bahwa secara riil tidak ada yang berubah dengan diri ini baik ketika uang terhadap waktu atau mendapatkan amanah tertentu dari bulan Mei-Juli ini walau memang secara nominal berubah secara drastis.

Sejatinya, tidak ada yang berubah dengan diri ini. Lembaran awal di hari Senin yang kelam.

"2 nikmat yang banyak manusia tertipu dalam keduanya, yaitu nikmat sehat & waktu luang"
(HR. Bukhari)

NB :
Sebelum tidur, otak ini berkecamuk. Suara masa lalu yang menderu hingga saling membalap untuk menakuti masa depan saya. Hingga 15 menit memejamkan mata tidak berhasil.

|| 2015 - Juli - 8 || #NewLife, Cantik

Pk 10.19, 8 Juli 2015
Cantik (?)







Terlalu banyak kebosanan di dalam ruang kerja membuat saya berinisiatif keluar mengajak rekan kerja (seorang perempuan) untuk mengembalikan formulir pendaftaran keanggotaan ke koperasi perusahaan yang berada di luar area kantor walau jam digital di pergelangan tangan kiri saya masih menunjukkan pk 08.47.

Ya.
Saya menyebutnya “luar area kantor” karena memang harus melewati ketatnya penjagaan gerbang perusahaan & harus membawa kartu sakti yang ditandatangani atasan untuk dapat diizinkan keluar area perusahaan oleh petugas keamanan.

Dalam perjalanan menuju gerbang,
Keluarlah seorang perempuan berjilbab dari ruangan yang berbeda dari ruangan kami, dari divisi atau departemen yang berbeda. Saya tidak terlalu memperhatikannya, terbalik dengan rekan kerja saya yang melihatnya dengan penuh seksama & kekaguman. Dia berjalan duluan dibandingkan kami dengan langkah agak terburu-buru.

“cantik ya, Gih?” tiba-tiba rekan kerja saya melontarkan pertanyaan ke saya
“menurut kamu cantik kan kan, Gih?” lanjut rekan saya menodongkan pertanyaan serupa

“Hm… Bagaimana ya.” respon saya dengan pelan
“Menurut saya biasa saja…” timpal saya menjelaskan lebih lanjut

“Lho.. Kamu ini gimana sih Gih, banyak lho angkatan kita yang bilang dia cantik, dia mantan Duta Perusahaan lho Gih” rekan saya terus saja berpromosi

|| 2015 - Juli - 02 || #NewLife, Terlalu Banyak Bicara

Pk 14.52, 2 Juli 2015
Terlalu Banyak Bicara






Akhir-akhir ini saya merasa menjadi orang yang terlalu banyak bicara. Entah itu secara fisik di kantor maupun secara virtual di grup whatsapp. Detik ini saya seperti menghentakkan kepala untuk menyadarkan diri mengenai apa tujuan saya berada di perusahaan ini. Detik ini juga saya sedang mendapat amanah dari Kepala Departemen Implementasi Bisnis namun seperti kehilangan kesadaran dengan apa yang saya ingin capai di perusahaan ini.

Kehilangan arah
Berbeda dengan ketika di samapta yang saya paham sebenarnya apa yang ditargetkan dan bagaimana cara untuk mencapainya atau bahkan melebihi target akhir dari yang ditetapkan oleh pihak instruktur maupun pihak perusahaan.

|| 2015 - Juni - 18 || #NewLife, Adrenalin Meningkat

Pk 10.40, 18 Juni 2015
Adrenalin Meningkat





|| Panggilan Atasan ||
“Mas Singgih, Mba Putri
Nanti disuruh sama Kadiv untuk ikut progress meeting dengan pihak Financial Advisor,
Pk 10.00 di ruang rapat direksi”

“Great!”
Teriak saya dalam hati, penuh antusias
“Akhirnya setelah menunggu beberapa hari belakangan, mungkin sekitar 5 hari, ada ajakan juga dari atasan untuk mengetahui dunia asli dari perusahaan ini”, gemuruh dalam hati.

Telisik punya telisik ternyata financial advisor yang dimaksud terdiri dari beberapa konsultan yang dipimpin oleh sekuritas perusahaan tingkat dunia (ada 1 anak FEUI yang menjadi tim kerjanya) terdiri dari legal team, business plan teambusiness valuation team.

Pk 08.15 baru dimulai dengan jadwal asli pk 08.00 sebab ada beberapa pihak yang sangat berkepentingan belum datang. Dari pihak financial advisor datang lengkap seluruhnya berjumlah 10 orang dengan 2 anak magang, sedangkan dari perusahaan saya datang Direktur Pemasaran & Pengembangan Usaha, Kepala Divisi Pengembangan Strategi Bisnis, Kepala Departemen Kajian-Strategi Bisnis, Wakil Kepala Departemen Implementasi Bisnis, serta saya dengan 1 partner kerja.

Terdapat 3 pokok bahasan utama yang dijadwalkan hingga pk 10.00, yaitu
  1. Valuation & due diligence
  2. Business plan
  3. Business valuation