Pk
09.30, 10 April 2014
Lari
dari Masa Lalu Tertinggal
||
Lari, Lari & Lari ||
Alhamdulillah
gue mencoba mulai tegas terhadap agenda yang selama ini gue susun, untuk
membuat hidup lebih teratur, membuat hidup berjalan lebih terencana. Shubuh ini
lagi-lagi gue berhasil shalat
berjamaah di masjid, berjamaah bersama makhluk astral karena gue tiba di masjid
pk 05.30, enggaklah, bercanda.. Ga lucu? Iya, gue juga
ngerasa begitu. Menuju program Sustainable
Mining Booth Camp IV yang diselenggarakan oleh Newmont Nusa Tenggara
menuntut gue untuk hidup lebih sehat, gue udah lupa dimana letak paru-paru gue,
pas gue pegang otak gue rasanya ada yang berdetak, semoga jantung gue ga
berpindah.
Alhamdulillah
pagi ini gue berhasil melanjutkan kegiatan olahraga gue, senam jempol disertai
goyang cesar dengan dipandung Vicky Burky, enggaklah,
bercanda.. Ga lucu? Awas gue jambak. Hari selasa sore lalu secara perdana
dengan dilepas Wakil Rektor Kutek gue berhasil lari 1x bolak-balik jalur Kutek-Asrama
UI, push-up sebanyak 5x, sit-up sebanyak 20x, dan lompat tali sebanyak 300x. Sebagai anak
tentara gue malu dengan hasil ini. Aku kotor! Lalu pagi ini gue berhasil
menambah kapasitas ketahanan otot gue menjadi 1x bolak-balik jalur Kutek-Asrama
UI, push-up sebanyak 20x, sit-up sebanyak 20x, dan lompat tali sebanyak 400x dengan
sebelumnya memasukkan sebagian arwah Ade Rai ke dalam tubuh gue yang penuh
dengan keringat orang ini. Aku kotor!
||
Masa Lalu Tertinggal ||
Setiap gue
melangkahkan, memacu kaki gue pagi ini di jalanan aspal keras dan kasar
selayaknya hati gue itu, bayang-bayang
masa lalu ga pernah bisa lepas, tentang harapan orang tua yang sempat tersemat
dalam diri gue. Untuk menjadi seorang tentara. Percaya ga percaya, sejak gue kelas 1 SMP gue sudah digojlok untuk (hampir) setiap pagi
setelah shalat shubuh itu gue akan lari bareng ayah gue.
NB : Sebagai informasi, dulu jabatan ayah gue adalah Kabagpers atau Kepala Bagian Personalia di kesatuan Ditziad yang oleh karena jabatan strategis itu maka hampir setiap tahun ada anak daerah dari desa ayah gue yang minta dilatih untuk jadi tentara dan rumah gue pun serasa jadi barak calon tentara.
Kenangan akan lari pagi
ngiterin bunderan di wilayah Bearland setiap beberapa hari sekali kembali
terbangun, bahkan terkadang setiap hari Sabtu sama Ibu & Abang juga yang
ikut lari. Man! 1 keluarga lari di
markas tentara, di tengah rimbunnya pohon, & di tengah kabut pagi disaat
mungkin keluarga lain sedang menghabiskan waktu pagi dengan menonton acara
keluarga dan atau masak bareng. Hidup ini keras, Bung! *gigit kawat depan
kosan*
setiap
ayah, setiap ibu, punya caranya masing-masing
untuk
membahagiakan anak-anaknya, untuk menjadikan mereka hebat
tapi
sang anak yang terlalu egois untuk mengacuhkan bahasa kasih sayang mereka
||
Harapan akan Kenangan ||
Oh ya, gue itu pas SMP
masuknya siang pas kelas 1 jadi kalo tiap pagi lari dulu, dan ke SMP pun gue
sering naik sepeda di siang hari yang terik, agak basah keringetan pas masuk
kelas. Masa-masa yang kelam. Gimana
ga kekar itu badan. Kalo lagi lewat depan anak-anak cewe cabe-cabe-an mungkin
mereka akan teriak Awas! Ada anak Samson!
Minggir! Sambil dilemparin gelas aqua plastik sama anak-anak cowo. Aku
kotor!
Bahkan saat gue SMP gue
pernah ngerjain soal Psikotest untuk masuk TNI-AD, bisa gue jawab kecuali yang
hitungan Matematika! gue lemah syahwat
untuk hal tersebut, ga ada kegairahan mengerjakan soal hitung-hitungan itu.
Semakin naik kelas SMP
semakin keras latihan yang gue lakukan, entah kenapa gue ngerasa nejoy dengan itu semua, Senin-Rabu-Jumat
lari pagi beberapa puteran ditambah push-up,
sit-up, restok, Sabtu lari keliling
di markas tentara setelah itu ditraktir makan bubur sekeluarga sama ayah atau
ibu, Minggu sore giliran belajar nyetir mobil dinas ayah. Sama sekali ga ada
beban, hati gue rasanya lega, senang, puas aja ketika setelah selesai melakukan
semua itu, ayah gue langsung bilang Wah
mantap! Besok harusnya nambah 1 puteran lagi dek! *sambil senyum* atau pas
ibu gue bilang Nambah lagi ya buburnya
biar ga capek, harus diisi lagi energinya *sambil senyum* atau pas gue
nyetir mobil anak durhaka! Itu bemper
kenapa jadi penyok! Argh! *kabur naik ojek*
Puncaknya adalah saat
gue dapat posisi 4 nilai UN SMP Tertinggi se-SMPN 3! Dan gue adalah 3 besar itu
isinya cewek semua, dengan kata lain gue adalah cowok dengan peringkat
tertinggi! *pasang seragam Samson* Wah itu rasanya gue plong banget karena kans
untuk masuk AKMIL (Akademi Militer) serasa kebuka lebar. Akademi Militer adalah
tempat sempurna untuk batu loncatan jabatan di TNI-AD, minimal jadi Komandan
Yon Zikon atau Batalyon Infanteri, bayangkan betapa bangganya orang tua kalo gue
bisa masuk jajaran PaTi atau PaMen, gue bakalan ngebentuk umat baru yang akan
ngedoain gue setiap malam Jum’at.
Tapi waktu serasa
semakin berlalu, tinggalkan cerita kenangan itu. Harapan orang tua sirna ketika
gue divonis bahwa mata gue -3 saat pertama terdeteksi! Sebenernya gue udah
ngerasa mata minus sejak kelas 1 SMP namun gue ga mau bilang, ada rasa takut
ketika gue menghancurkan harapan yang selama ini gue pupuk dalam benak orang
tua. Untuk melanjutkan trah kemiliteran
di dalam keluarga gue. Vonis itu tiba disaat gue kelas 1 SMA.
Dan di pagi hari ini,
ketika kebersamaan keluarga tidak seperti dulu lagi, saat lari pagi bareng, Hahaha... kadang hati ini suka tertawa
kecil mengingat hal tersebut, sesuatu yang jarang gue nikmati ketika semakin
bertambahnya umur ini. Di setiap langkah kaki yang berlari di pagi ini gue
mencoba untuk lepas dari kenagan & harapan masa lalu.
saat
ini
kita
hanya bisa terus berlari dari masa lalu
membalas
bahasa kasih sayang orang tua, mengobati kekecewaan yang pernah kita goreskan
dengan
kemenangan-kemenangan kecil, dari setiap kilometer kehidupan yang kita tempuh
Kenangan dan masa lalu sebagai pelajaran kita melangkah ke masa depan ;-)
BalasHapusKaaaaaa kurang-kurangin lah ngelawaknya! bikin gue mules guling-gulingan setiap baca postingan lo. hahahaha but keep writing Sob! :D
BalasHapusakh T_T
BalasHapus