|| 2014 - Juli - 12 || Catatan Ramadhan, Hari ke-14 : Bangun!

Pk 20.41, 12 Juli 2014
Catatan Ramadhan, Hari ke-14, Bangun!






“Malam ini Timmy bertanya pada sebuah forum
lontaran pertanyaan yang sama sekali ga gue duga karena lagi izin keluar ruangan
Sejujurnya gue ga siap menjawab, jadi ya sebenarnya ga perlu dijawab, Hahaha
Namun pertanyaan pentingnya adalah
“Mengapa gue ga siap menjawab pertanyaan tersebut?”



|| Penelitian ||
Cacatnya catatan hari ke-14 Ramadhan ini dimulai dengan hari cerah yang penuh semangat dan nafsu menggebu untuk membetot keyboard laptop mengerjakan amanah unik demi mendapatkan aminah #pastinya. Amanah ini adalah hal yang sama sekali murni baru buat gue sebagai orang awam dalam dunia akademisi. Sebagai seseorang yang pasa saat masih kuliah besoknya mau presentasi tugas akhir malamnya malah nonton malam 1 suro, besoknya mau UTS malamnya ngasih semnagat buat dia #pastinya.

Pagi ini gue melanjutkan konversi data penelitian ke dalam data siap olah dengan jumlah 500 partisipan lebih! *gigit rotan* Hal yang mustahil gue lakukan ketika sedang ada tugas kelompok saat masih kuliah dulu, motto gue saat ngerjain tugas bareng adalah kalau memang ada dia, kenapa harus kita? Kalau masih bisa ditunda, kenapa harus sekarang?

Kesulitan terbesar dari proses konversi data excel pagi hingga siang ini terletak pada jenis penelitian eksperimen dengan 15 perlakuan (treatment) sehingga data yang tersebar harus diurut sedemikian rupa, untunglah si wajah tanpa rupa, Abdan Syakura (sekali lagi) datang menolong dengan kemampuan telematis dia mengubah data excel tersebut.



|| Pertanyaan ||
Setelah ½ hari memandang laptop yang mengakibatkan abrasi pada struktur wajah Vaseline gue ini, teringat bahwa ada acara Ifthor Jama’i dari #Metalliqo Shafa Community di PPSDMS sore ini! Inilah kesempatan gue makan daging! Gue pribadi datang ke acara seremonial tersebut sebenarnya dengan kurang nyaman karena meninggalkan pekerjaan penelitian yang belum selesai. Rasanya itu ibarat kita udah sering whatsapp-an sama dia namun... namun... namun...

Setelah acara penyerahan santunan kepada 5 yayasan yatim piatu, mulailah Si Timmy Samudra dengan Akhina Akew Ba’asyir berulah dengan membuat acara (yang sebenarnya sangat menghentak gue) geje. Ini bisa dipahami mengingat mereka berdua memang jarang makan garam beryodium sehingga seringkali usil banget nyuri kesempatan mengetahui hidup yang lagi gue jalani *cukur jenggot*

“okeh, sekarang, sharing dalam 20 tahun lagi mau menjadi apa?”



|| Impian ||
Dang!
Dengan seketika gue flashback dalam beberapa semester di kampus tentang apa yang gue jalani dahulu kala saat zaman batu-batu besar masih ada. Sebelum sesi gue, alhamdulillah ada sesi dimana beberapa orang seperti Iqbal, Gerry, dan Ridho menjawab duluan, sekilas memang gue gak mendengarkan mereka, Hahaha... karena Si Akew melontarkan pernyataan asyik juga “ayo dong Tim, giliran Si Singgih, gue penasaran dia sekarang lagi ngapain.”

Terus terang, gue ga merasa harus menjawab pertanyaan di dalam forum tersebut, dan memang pada akhirnya (bahkan di depan Bang Arif), gue menjawab ngelantur sampai ga jelas ngomong apa, hingga Bang Arief Munandar menegur dengan (menurut gue) keras & ditujukan atas segala ucapan gue yang ngelantur walaupun sempat memuji impian yang (mendadak) gue rencanakan (di saat itu kepikiran juga) :D

Segala sesuatu yang kita ucapkan hendaklah dipertimbangkan dengan matang karena bisa jadi doa untuk masa mendatang. Pun jika memang ada yang perlu disampaikan, bahasakanlah dengan baik, jika tidak bermanfaat maka diam lebih baik
(Munandar, 2014)



|| Jawaban ||
Waktu memang ga bisa diulang sebagaimana kenangan gue dengan dia dulu #pastinya Setelah melihat jawaban setiap pertanyaan teman-teman akan impian dalam 20 tahun mendatang, ada rasa tertohok dengan segala pencapaian yang sudah mereka rasakan. Semakin tertohok ketika shalat Isya berjamaah di musholla PPSDMS yang rasanya jadi kontemplasi terkuat gue untuk menjawab pertanyaan apa sih yang lw ingin capai dalam waktu 20 tahun lagi?

Gue akan menjawab
saat ini segala hal yang bisa gue lakukan adalah memberikan kompensasi pada orang tua untuk mem-Bahagia-kan dan mem-Bangga-kan mereka



|| Kebenaran ||
Namun ada hal yang ngebuat gue ga berani melontarkan hal tersebut dalam forum, karena gue ga yakin dengan apa yang gue capai selama ini mampu ngebuat bangga dan ngebikin bangga orang tua! Titik! Tahun 2012 gue ga ngasih unjuk ke orang tua tentang predikat mahasiswa berprestasi, ga ngasih tahu kalo jadi Grand Finalist di berbagai kompetisi dari sejak tahun 2011 hingga 2013, ga ngasih tahu dapet penghargaan dari BEM FEUI, dan lain sebagainya.

Bahkan ketika penelitian yang sedang gue lakukan ini dianggap keren oleh teman-teman, berbeda dipandang oleh orang tua. Hari ke-14 Ramadhan membuat gue kontemplasi tentang impian yang terbentur dengan keinginan terbaik dari orang tua.

mungkin keinginan orang tua tidaklah sulit dipahami,
mereka hanya ingin melihat anaknya sukses. Titik, atau entahlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar