Pk 02.12, 4 Mei 2025
“Jadi Gimana Pilihanmu
Mas? -17.28, 3 Mei 2025”
Sudah sekitar beberapa hari ini atau dapat dikatakan 2 minggu saya
selalu suka mengamati hal-hal detil yang ada di sekeliling. Bahkan untuk urusan
plafon di lorong luar ruang kerja ini, lorong yang sama sekali tidak pernah
saya bayangkan sebelumnya ada di titik ini. Plafon putih dengan dinding cokelat
dengan aroma khas pekerjaan rutinitas yang dikerjakan berhari-hari oleh
orang-orang yang ada di dalam ruangan. Dulu, saat masih tinggal di asrama Yon
Zikon 13, pernah sekali mengurus perihal dokumen penduduk di salah satu kantor
kelurahan dan berkali-kali mengamati bagaimana pola bekerja di sektor
pemerintahan.
Ketika pikiran sedang berada pada titik kerumitan tertinggi, seringkali
jalan keluarnya adalah mencoba keluar dari pola berpikir yang sedang dijalankan
dan memotong dengan hal lain secara detil untuk mendapatkan “AHA Moment!”. Tapi
seringkali “AHA Moment” tersebut menjembatani kilasan-kilasan kenangan dan
keputusan masa lalu yang pernah diambil.
Yang dulunya sering memerhatikan orang-orang berseragam cokelat
berada di depan Gedung pemerintahan dengan isi hati bertanya-tanya tentang apa
yang mereka kerjakan, kenapa mereka bisa begitu, dan sebagainya namun saat
ini ada di dalam lingkaran itu untuk memotret keping demi keping kejadian
harian.
Beberapa kali dan hari lalu, perasaan itu muncul kembali, “Kenapa ada di
titik ini? Saat ini.”
|| Pertanyaan Menohok Sore Hari ||
Setelah bekerja dengan penuh tekanan dalam pikiran dan fisik dalam satu hari, saya dan seorang rekan kerja memang suka berbincang hal-hal diluar pekerjaan. Dari hal sepele yang benar-benar menggelikan sampai pertanyaan yang kadang membungkam. Dan sore hari ini, mulut saya lagi-lagi ga bisa beraturan menjawab pertanyaan rekan kerja ini, mungkin karena jawabannya tidak bisa langsung diucapan karena dalam beberapa hal saya lebih suka menulis dibandingkan berbicara, karena manusia punya 2 tangan alih-alih 1 mulut.
“Jadi gimana keputusanmu, Mas?”
“Hah? Soal apa itu?”
“Yang itu lho. Pilihanmu”
Deg!
Kadang atau bahkan, seringkali saya tidak bisa menjawab hal-hal yang terlalu personal yang bahkan diluar perencanaan dan imajinasi. Itu sebabnya saya paling suka memisahkan hal-hal yang bersifat private area dan public area, walaupun ada beberapa orang yang menunjukkan kebodohannya secara terang-terangan tidak (mau) (bisa) memahami hal tersebut. Hal yang sederhana seharusnya, tapi karena (mungkin) keterbatasan kapasitas intelektualitas jadi tidak bisa menjalankan roda pikirannya dengan baik hingga sering tersendat.
Kadang untuk pertanyaan yang membutuhkan fantasi masa depan, seringkali limitasi pikiran menjadi penghambat lidah untuk mengeluarkan kalimat demi kalimat penjelasan. Jikapun dipaksakan maka hasilnya hanya bualan yang tidak berujung.
Pertanyaan rekan kerja itu serupa, amat sangat mirip dengan yang dilontarkan rekan yang menjadi teman lari pagi hari saat masih tinggal di pucuk daerah dataran tinggi. Tentang “apa yang dirasakan saat ini”. Tapi saat itu dengan mantap bisa menjawab secara lugas, tegas, dan bahkan melontarkan silogisme baru ke dia. Pertanyaan yang 4-5 tahun lalu dilontarkan saat pagi hari, saat otak masih fresh untuk menjawab hal-hal njelimet yang tidak dapat dijawab dengan pikiran siang-sore hari yang penat.
|| Siklus 5 Tahun ||
Pertanyaan sore hari mengingatkan pada siklus 5 tahunan, siklus yang seringkali membuat diri ingin berada dalam film Marvel Cinematic Universe, pada bagian multiverse bahwa selalu ada berbagai kemungkinan yang memang benar-benar terjadi di universe lain, tentang apa yang diputuskan, dosa apa yang diperbuat, pahala apa yang diusahakan, hingga akhirnya terdampar pada satu titik kondisi di detik ini. Apa yang terjadi pda detik ini mungkin masih berawal dari kesalahan terbesar, sebuah keputusan berisiko yang diambil 5 tahun lalu, menyebabkan kekacauan universe dan andai ada incursion di realita ini maka mungkin itu yang akan dilakukan untuk memperbaiki berbagai hal saat ini untuk memulai kembali dari 2015.
Fase 10 tahun ini benar-benar jatuh-bangun dalam berbagai hal, jatuh terpuruk untuk kemudian berusaha bangkit lebih baik, lebih tinggi. Jawaban atas pertanyaan sore hari itu menggambarkan ketidakmampuan memilah berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Jawaban yang memicu kekhawatiran atas kembali terulangnya kesalahan pada 5 tahun lalu.
Kesalahan 5 tahun lalu yang dipicu berbagai kesalahan fatal lain selama 5 tahun ke belakang hingga membuat siklus 10 tahun. Apa yang akan terjadi di 2025 dan 2026 benar-benar akan menentukan jalan hidup selama 10 tahun kedepan dan jika terjadi kesalahan fatal kembali maka akan berdampak fatal untuk hal lain.
Tapi setelah melalui berbagai fase bekerja seperti menghadapi tekanan target, membosankannya rutinitas tertentu, up-and-down dalam aktivitas keseharian, variasi pertemanan, kelelahan dalam fisik, so exhausted in any condition hingga akhirnya berpikir bahwa long distance marriage (LDM) is f****ng stupid condition. F**k!
Kondisi yang seharusnya tidak akan pernah terjadi jika tidak ada keputusan 5 tahun lalu, kondisi yang tidak akan terjadi jika 6-10 tahun lalu tidak melakukan kesalahan-kesalahan fundamental dan berakibat secara jangka panjang.
Terus terang, pertanyaan rekan tersebut sangat sulit dijawab, bahkan sekedar diimajinasikan pun terlalu takut atas apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun kedepan. Andai film Marvel Cinematic Universe itu nyata maka ingin menengok sejenak ke universe lain atas apa yang terjadi dengan alternatif pilihan yang diambil. Sejenak saja.
Sebuah trauma, kesalahan yang ditimbulkan dari siklus 5 dan 10 tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar