|| 2013 - Juli - 7 || Ilmu Baru tentang Puasa

Pk 17.43, 7 Juli 2013
Membuka lembaran baru, “Ilmu Baru ala #Metalliqo tentang Puasa”






|| sebuah prolog, siang yang cerah ||
Hari ini, Minggu ini, tepatnya di waktu Dzuhur, menjadi waktu yang berbeda dari biasanya, entah mengapa langkah kaki ini merasa riang mendapat suasana baru, pendekatan baru, dan pencarian ilmu gaya baru, #yeah. Well... udah punya semangat baru, udah punya tampang baru, udah punya calon baru #yaelah, melangkah ke Komplek Timah, ke rumah Dr. Arief Munandar, ke lantai 2, tepat pk 12.45, buka pintu, dan... jedder...! Ga taunya ga ada orang sama sekali! Asem! Gw diturunin ke tingkat yang orangnya suka telat ternyata. Hahaha. Nunggu sekitar 45 menit dan barulah berdatangan para fakir asmara. Itupun 4 orang doang. Unknown Object macam Fadel, Hadi, Ibnu, sedang diluar kota.

Here we goes

|| Gile Boy! Gw dapet Ilmu baru tentang Sejarah Puasa Ramadhan ||
Bang Arief Munandar membuka percakapan dengan mengambil kajian #Metalliqo kali ini dari Ust. Ibnu Al Rosyad ketika beliau mengunjungi tarhib ramadhan di sebuah acara. Kajian ini membuka mata gue tanpa menutup sedikitpun perasaan gue ke dia #yaelah, kajian mengambil sudut pandang asbabun nuzul dari Al Baqarah ayat 183 - 187 dimana menurut sebagian mufassir (harap ditekankan bahwa bukan jumhur ulama) sebenarnya ayat 185 merupakan ayat yang menjelaskan tentang jumhur ulama kewajiban puasa di bulan Ramadhan, jadi bukan ayat 183 yang sering sekali dikutip sebagai dalil dan ditempel di spanduk di depan BSI, di depan Metromini jurusan Senen-Tj Priok, atau di ucapkan melalui sms untuk menarik perhatian dia #yaelah



|| Kajian Ayat 183 - 184 Al Baqarah ||
Ayat ini memang berbicara tentang kewajiban shaum namun dalil ini tidak mengarah pada kewajiban saat shaum di Ramadhan. Perlu dicamkan bahwa ayat ini turun sebelum Perang Badar! Dimana terdapat pertentangan ketika kewajiban shaum Ramadhan itu actually terjadi saat tepat di Perang Badar. Sehingga ayat ini konteksnya lebih mengarah pada kewajiban puasa yang terjadi sebelum Ramadhan, atau dahulu kala ada hukum Kewajiban Puasa saat Muharram. Sehingga dewasa ini terdapat kesalahan kelaziman penerjemahan dan akhirnya “kewajiban puasa di Muharram” ini gugur ketika turun ayat 185 Al Baqarah. Ini mirip ketika kita punya perasaan sama seseorang yang tidak diseriuskan dan akhirnya gugur ketika ada perasaan sama orang lain *dipentung satpam*



|| Kajian Ayat 187 Al Baqarah ||
Jadi begini, asbabun nuzul dari surah ini adalah ternyata oh ternyata di zaman dahulu kala itu Puasa itu sangat berat lho. Nih perhatikan perbincangan 2 jomblo ini.

“ Lho memangnya puasa orang jadul kenapa mblo, eh salah, maksudnya, kenapa bro?” 
“Bro.. Bro.. Dulu itu, di zaman Rasullullah SAW pernah ada hukum bahwa waktu puasa itu adalah shubuh-maghrib, lalu buka puasa hanya saat maghrib-isya, lalu puasa lagi dari isya-shubuh” 
“Asem Bro! Lw tau darimana Bro?” 
“Lw harus perhatikan baik-baik ini ayat mblo, ada kalimat bahwa Dia Menerima Taubat dan Allah Maha Mengetahui yang mana dulu sahabat rasul itu banyak yang cheating ketika puasa dari isya-shubuh itu well... seringsekali kurang bisa menahan nafsu, lalu di saat Rasullullah SAW bertanya kepada mereka apakah mereka masih puasa, eh mereka bilangnya masih puasa, padahal semalam mereka sedang ikhtiar untuk melanjutkan keturunan sedangkan Allah itu tahu apa yang disembunyiin di hati hambaNya, termasuk isi hati lw sama dia yang berbeda dengan yang lainnya #yaelah. Sehingga Allah SWT merevisi ayat 187 dengan kalimat tambahan bahwasanya pengurangan waktu puasa itu demi kebaikan hambaNya.”

Nah jadi begitu ya maknanya, eniwei ada yang tahu ga mengapa kewajiban puasa Ramadhan itu terjadi ketika Perang Badar? Sebenarnya ini menjadi sinyal bagi umat muslim bahwa ibadah kepada Tuhan bukanlah pengganti dari ibadah yang berkaitan dengan hablumminannash dimana seharusnya kita harus maksimalin ibadah kita ke sesama manusia, seperti sedekah, infaq, atau mengingatkan sudah sahur belum, sudah berbuka belum, atau tarawih bareng, #yaelah



|| Ramadhan Leaks, edisi Esensi Puasa Bulan Ramadhan ala #Metalliqo ||
Pas lagi serunya kita diskusi sama Bang Arief Munandar, ternyata kita tahu bahwa manusia itu punya 2 unsur, makanya kita sebenarnya berbeda dengan Aang yang punya 4 unsur. Terdapat unsur bumi dan unsur langit dimana unsur bumi ini selama 11 bulan lebih kuat menarik diri kita.

Nih gue contohin, secara rasional, lw tahu kalo pahala shalat berjamaah di masjid, di shubuh, atau berjamaah sama dia #ngarep itu jauh lebih hebat 27 kali tapi kenapa kita malah narik selimut? Lw paham kan kalo bersedekah itu bisa digantikan beratus kali lipat tapi pikiran negatif lw sama orang mengalahkan lw untuk berbuat kebaikan kan? Lw ngerti kalo shalat qiyamul lail itu pahalanya segede gaban tapi kenapa masih malas-malasan dibanding ngerjain kerjaan kantor kan? Nah, makanya di bulan Ramadhan ini kita melaparkan diri untuk mengurangi unsur tarikan bumi dengan pahala yang jauh lebih hebat sebagai ujian dari Allah SWT apakah kita masih berpikir secara rasional atau tidak, Hehehe...




di zaman Rasullullah SAW, bulan Ramadhan menjadi penerang umat dikarenakan kesederhaan diri & tidak berlebih-lebihan, terutama ketika semua itu menjadi klimaks pada saat kita dapat menghidupkan malam”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar