|| 2013 - Maret - 12 || Gue Ya Gue! Gue Bukan Ayah Gue! :")






Pk 12.12, 12 Maret 2013
Gue Ya Gue! Gue Bukan Ayah Gue!

Berada di ruang 24 jam benar-benar membuat gue merasa gila dengan pengaturan waktu semester 10 ini. Keputusan mengambil 4 mata kuliah + skripsi + menjaga idealisme dengan mengurus @flohope_IDmembuat gue harus menerapkan kebijakan pengetatan waktu. Atau lebih tepatnya benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik selama 24 jam. Sangat jauh berbeda dengan sifat gue yang membentuk kebiasaan membuang-buang waktu di semester 1 sampai 6. Ini apa yang gue tetiba merasakan ingatan luar biasa selama menginap malam ini.


|| Pertengahan 2011 ||
Di Musholla FEUI, Siang hari yang panas, setelah kelas selesai
  • Achay  : Boy, bokap lw ABRI kan boy?
  • Gue     : Iya boy, Bokap lw AL kan boy?
  • Achay  : Iya. Boy... Eh, pangkat bokap lw bukannya Letkol ya Boy?
  • Gue     : Iya boy, kenapa? *sambil jambak Achay*
  • Achay  : Boy.. Kasian gue ngeliat lw, kaya ga keurus, ga ada pakaian yg lebih baik boy?
*dan kami berdua ketawa sambil jambak mulut lawan bicara*

|| Pertengahan 2012 ||
Saat perjalanan bersama Sandi, menuju Bukit Duri, urus Sahabat Ciliwung
  • Sandi   : Boy, maap-maap nih ya boy, gw mau tanya ya boy
  • Gue     : Apaan boy? Santai aja,
  • Sandi   : Bokap lw bukannya pangkatnya kolonel ya boy?
  • Gue     : Hm.. Kayanya iya boy.. Kenapa boy?
  • Sandi   : Duh Boy.. Maap-maap nih ya boy.. Lw kenapa ga naik mobil boy?
  • Gue     : Hahaha.. Gue ga bisa boy, gue juga maunya nanti nyetirin istri gue, Hahaha
  • Sandi   : Hahaha.. Engga’ Boy, soalnya temen2 gue pas SMA ama kuliah itu yg bokapnya kolonel minimal bawa mobil 1 ke kampus atau sekolahnya boy.
  • Gue     : Hahaha.. Gw sebenarnya bisa aja boy.. tapi gimana ya..
  • Sandi   : Engga boy.. Gue mikirnya bokap lw orang yang lurus-lurus aja gitu boy, Hahaha..
  • Gue     : Mohon doanya boy.. Gue kayanya pernah ditawarin mobil boy, tapi emang gue nya yang ga mau
*lalu kami ngobrol kesana-kemari*



Mungkin banyak temen-temen gue yang tahu tentang latar belakang keluarga gue akan bertanya tentang sebuah sifat & keadaan kontras yang terjadi sama diri gue sekarang yang sering berpakaian compang-camping, keadaan miris tampak dari wajahnya yang tampan nan sholeh, serta tubuhnya yang kurang terawat kaya bonsai.

Entah karena mungkin mereka ga tahu tentang masa kecil gue, punya seorang Ayah yang sering pergi bertugas untuk dinas sebagai tentara, seorang Ayah yang berjuang menghidupi keluarganya dengan pindah dari rumah dinas ke erumah dinas lainnya, seorang Ayah yang terus mengikuti pendidikan tentara agar bisa naik pangkat dan mendapat posisi yang lebih baik, tentang seorang Ayah yang mengajarkan belajar untuk bertahan hidup di masa kecil membagi makanan untuk adik-adiknya hingga telor matang dibagi bisa sampai ber-2 dengan berjuang Bukan Atas Nama Orang Tua! Tapi atas perjuangan sebagai seorang anak dewasa yang bisa bangkit dengan segala kondisi diri.

Bukan tanpa alasan Ayah [bahkan Ibu gue pun juga] masuk Tentara RI, masa kecil yang sulit, sangat sulit dengan jarak tempuh sekolah di pedesaan di wilayah Jawa Timur melintasi bukit hingga tanpa sepatu membuat ayah gue harus memikirkan tentang perubahan hidup sebagai orang yang bisa membanggakan orang tuanya.

Entah kenapa, mozaik masa kecil gue menjadi terpapar jelas dan malam ini gue menjadi melankolis. Gue yang wktu kecil diceritakan sama ayah gue buat menghabiskan makanan di piring karena kalo engga’ maka nasinya akan nangis, dan para petani pun akan ikut nangis, Hahaha... Masa kecil bodoh, bukan untuk dibohongi, tapi untuk lebih menghargai setiap keringat yang sudah dihasilkan ayah-ibu gue buat ngebikin gue bisa bernapas dan mengetikkan kalimat di atas laptop hingga detik ini.

Gue bukannya mau zuhud dengan ga pakai fasilitas apa yang ayah gue miliki. Mungkin memang belum banyak ko fasilitasnya dibanding sama anak FEUI lain. Tapi gue hanya ngerasa, mungkin gue harus bisa bertahan dengan segala keterbatasan ini agar di saat gue berada di atas maka gue harus tetap bisa merasakan bagaimana orang saat susah itu bertindak dan mencoba setiap hal yang terbaik untuk keluarganya. :”)

"Bukanlah seorang pemuda yang membanggakan harta dan kedudukan ayahnya, tetapi seorang pemuda yang berkata inilah aku (Beramal Sholeh)". Ali bin Abi Thalib RA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar