Sustainable Mining Newmont Bootcamp 4
Maju Mundur Cantiknya Proses Seleksi hingga Pertemuan Perdana
::::: 3 Alasan PT Newmont Nusa Tenggara Menolak UU Minerba 2009 :::::
::::: 3 Alasan PT Newmont Nusa Tenggara Menolak UU Minerba 2009 :::::
[1/9] || Lt.4 Perpustakaan Pusat UI, 10 Januari 2014 ||
Danau UI tampak teduh
setelah digempur oleh serangan air dari langit selama beberapa jam belakangan,
sebagaimana ketenangan yang terjadi di lantai 4, Perpustakaan Universitas
Indonesia yang mungkin terjadi karena sedang masa-masa liburan kuliah namun
beda halnya denganku yang terus dikejar deadline
presentasi penelitian akhir di depan para dosen penguji.
Di meja panjang lantai
4, aku ditemani oleh seorang kawan, seumuran namun beda perawakan. Mungkin
karena dia sudah menikah duluan di umur yang masih belia, 22 tahun. Dia mengetahui
keinginanku untuk mengikuti Sustainable
Mining Bootcamp 4 yang diselenggarakan oleh PT Newmont Nusa Tenggara. “Oh.. Mungkin dia tahu keinginanku karena
tahu dari tulisan di social media yang aku sebarkan”, batinku berujar.
“Boi..
Apa yakin lw bakalan menang kompetisi itu? Hahaha... Bercanda,
Maksud
gue, apa yakin lw akan mendapatkan apa yang lw harapkan?”
Seperti biasa, temanku membuka
perdebatan yang biasanya berujung pada diskusi
“Maksud
lw gimana, Boi?”
Aku tak kalah bertanya balik walau aku
paham maksudnya
“Well...
Let say lw menang, walau kemungkinannya kecil, Hahaha... Bercanda,
Apa
lw bakalan melihat semua apa yang terjadi disana? Apakah lw yakin akan melihat
kebenaran disana? Sejauh mana lw tahu bahwa yang lw lihat bukanlah hal-hal yang
disengaja pihak Newmont?”
Temanku bertanya secara tajam
sebagaimana mahasiswa-aktivis sosial politik mendebat
Disaat dirinya masih
berkata, aku hanya mendongakkan kepala, melihat pemandangan luar jendela yang
rimbun oleh pohon setinggi 30 meter yang ditanam tepat di tengah perpustakaan
pusat UI. Disaat temanku terus bertanya yang akhirnya menyerah dengan
memalingkan wajah memandang laptop karena aku tidak pedulikan, aku berujar
pelan,
“Kalau
lw ingin belajar, maka lw harus berprasangka baik
Setidaknya
gw akan bisa adil sejak dalam pikiran karena gw hadir disana
Mendapatkan
pengetahuan langsung, bukan menadah jawaban dari framing media,
Kalau
dalam penelitian, gw mendapatkan data primer di saat lw terus berbicara dengan
data sekunder. Gw bangga dapet nilai A dan lw hanya meratap dengan nilai C,
Hahaha...”
Aku pun menjawab pertanyaan kritisnya
dengan menjambak rambutnya
[2/9]
|| Ruang Mac Perpustakaan Pusat UI, 11 Januari 2014 ||
Hari sabtu adalah hari
kemerdekaan bagi para mahasiswa (jomlo) yang biasanya dihabiskan di
tempat-tempat yang menawarkan fasilitas gratis, tidak terkecuali ruang Mac,
perpustakaan Universitas Indonesia. Ada sekitar 125 komputer Mac yang berjejer
saling berhadapan di ruang seluas 50*100 meter persegi di perpustakaan pusat
ini.
Tak terkecuali aku yang
pk 10.30 ini berada di antara puluhan mahasiswa (jomblo) sudah ngangkring manis di depan layar komputer
Mac. Aku sudah tidak sabar melihat bagaimana hasil lomba karya tulis yang sudah
aku submit di tanggal 2 Januari 2014
di kompasiana.
Dan sungguh malang,
Ketika aku membuka
website www.kompasiana.com,
tercantum pengumuman yang menyebutkan bahwa deadline
untuk submit karya tulis “Mengenal Tambang Lebih Dekat”
diperpanjang hingga 15 Januari 2014 yang seharusnya hari itu adalah pengumuman
pemenang lomba. Aku sudah bisa membayangkan bagaimana semakin suramnya malam
minggu nanti yang sudah pekat karena status jomblo yang didapat.
Aku awalnya membuat
skema,
Dengan penuh rasa
optimis, jika tanggal 15 Januari 2014 adalah pengumuman pemenang peserta
Sustainable Mining Bootcamp maka dengan doa dan ikhtiar yang penuh istiqomah
maka itu akan menjadi kado terbaik di saat sidang penelitian akhirku.
Aku hampir berniat
membuat karya tulis tambahan
Untuk membuka peluang
kemenangan lebih lebar siapa tahu bisa mendapat tiket emas perjalanan ke Sumbawa Barat, Newmont Nusa Tenggara.
Namun aku sudah disibukkan dengan revisi dan perispan presentasi di depan dosen
penguji yang menyisakan waktu hanya 4 hari dari sekarang. Pada akhirnya, aku
pasrah hanya submit 1 karya tulis.
Selang
penantian 1 bulan kemudian...
[3/9]
|| Lt.3 Perpustakaan FEUI, 11 Februari 2014 ||
“Saat
ini memang sudah ada beberapa nama hasil seleksi tahap awal.
Tahap
selanjutnya adalah bertemu dengan calon-calon peserta tersebut untuk menentukan
yang terpilih. Kami masih membuka kesempatan lagi karena memang banyak yang
ingin mendaftar. Dan tidak menutup kemungkinan jika kuotanya kami tambah”
Aku duduk sendiri,
termangu, di meja bundar untuk ukuran belajar 3 mahasiswa atau 4 mahasiswi,
membaca e-mail yang baru masuk. Di
sudut kiri depan dari aku duduk beberapa mahasiswa berceloteh, hiruk-pikuk
obrolan serasa menjadi meriam bagi otakku. Di sudut kanan depanku ada beberapa
mahasiswa berbincang sembari berdiri serasa mengejek diriku.
Gelar, penghargaan,
toga, upacara wisuda dan ucapan selamat yang aku terima sebagai seorang sarjana
ekonomi serasa tidak berarti karena tidak ditutup dengan hasil yang aku
(sangat) harapkan untuk melihat langsung proses pertambangan agar terlepas dari
jebakan berita media massa. “Argh!”
rasanya aku ingin teriak di tengah keramaian dan memukul mejaku.
Sedari awal mengikuti
lomba karya tulis Sustainable Mining Bootcamp ini memang aku sudah kurang yakin
akan menang. Persiapan braindstorming
dan penulisan yang hanya dilakukan dalam waktu 2 hari membuatku menjadi pasrah, “toh setidaknya sudah mencoba dibandingkan tidak bergerak sama sekali
maka kita tidak akan tahu akan mendapatkan apa didepannya” batinku mencoba
membela diri di saat itu juga.
Aku melakukan
korespondensi dengan pihak PT Newmont Nusa Tenggara di tanggal 11 Februari 2014
yang mana hanya 1 minggu sebelum keberangkatan peserta Sustainable Mining
Bootcamp yang dijadwalkan tanggal 19 Februari 2014. Ada perasaan menyesal
disaat itu juga karena “mengapa tidak aku
paksakan menulis lagi”, “mengapa aku tidak mencoba meminta bahan dari
teman-teman FISIP UI untuk mempersingkat penulisan karyaku”, kata-kata “mengapa” ternyata sudah membuat setan
berhasil memacu emosiku.
Namun,
Tuhan punya rencana lain...
[4/9]
|| Lt.1 Perpustakaan FEUI, 19 Februari 2014 ||
Siang ini matahari
menunjukkan kemarahannya di Depok, terik sekali
Untung saja aku bisa
sedikit leyeh-leyeh di tempat duduk
sofa yang berada di tengah-tengah lantai 1 perpustakaan FEUI, sembari fokus
pada layar laptop toshiba usang berukuran 14 inchi, membolak-balik belasan
halaman .pdf jurnal yang harus aku review
untuk Bp. Harryadin Mahardika. Membayangkan peserta Sustainable Mining Bootcamp 4 yang sudah terpilih berangkat hari
ini membuatku kembali bersedih akan kegagalan karya tulisku.
Iseng aku coba membuka e-mail, siapa tahu ada tugas baru dari
dosen
Namun luar biasa
kagetnya di siang hari itu hingga jantung ini berdegup lebih kencang
“Perkenalkan,
saya Oza, dari Divisi Advertising Kompasiana
Melalui
e-mail ini saya ingin memberitahu bahwa anda terpilih sebagai finalis Lomba
Blog Newmont yang diadakan pada 5 Desember 2013 - 2 Januari 2014”
“Yeah!”
“Thanks God!”
Sembari mengepalkan
kedua tangan keatas, aku tidak memedulikan lagi teriakan yang aku muntahkan
dari kerongkongan mulut. Lirikan heran adik angkatan mahasiswa-mahasiswi
disekitarku saat ini serasa menjadi tatapan menggoda para bidadari yang
mengucapkan “kak.. ajak aku dong ke
Newmont”, seorang penjaga buku
perpustakaan yang menegurku dengan tatapan tajam dari seberang untuk diam
seperti ucapan “mas.. selamat ya.. saya
bangga padamu..” dengan senyuman manis bapak-bapak berkumis.
Dahiku berkerut, tanda
perasaan ini belum tenang
Terdapat pencantuman
kata-kata “Finalis” yang membuat
otakku mengering kembali, karena asumsi yang kubuat adalah masih terdapat
seleksi diantara para finalis sebelum menjadi beberapa pemenang yang beruntung
ke PT Newmont Nusa Tenggara, Sumbawa Barat.
Terlebih setelah
mendapatkan penjelasan dari Mba Oza bahwa ada sesi “bincang-bincang santai” yang bagi seorang fresh graduate sama seperti wawancara user.
Aku pun mencoba
menenangkan kegembiraanku dan menganalisis keadaan lebih bijak. Jika memang
perencanaan program Sustainable Mining Bootcamp adalah tanggal 19 - 25 Februari
2014 maka mengapa ada pertemuan di tanggal 26 Februari 2014 untuk penyeleksian
kembali? Mengapa e-mail pemberitahuan
tersebut dikirimkan tanggal 19 Februari 2014 yang notebenenya adalah hari
keberangkatan peserta? Apakah akan ada pemberangkatan tambahan dengan jangka
waktu sekian hari atau minggu?
“Sudahlah,
toh, sudah tercantum nama ku sebagai finalis”,
batinku berdamai.
Dan
pertanyaanku pun terjawab...
[5/9]
|| Menara Rajawali, Kantor PT Newmont Nusa Tenggara, 26 Februari 2014 ||
Bapak satpam di loby
Menara Rajawali bertanya heran kepadaku, mungkin dia bingung ada seorang remaja
tanggung menggunakan jeans tambal
dengan sepatu pantofel luyu, membawa tas gendong hitam agak berdebu, berambut
acak lepek belah pinggir kanan, dan berkemeja biru usang datang sore hari ke
gedung super eksklusif di kawasan Mega Kuningan. Mungkin dia waspada sekiranya
terdapat bom buku di dalam tasku.
“Ingin
ke mana, Mas? Lantai berapa? Bertemu siapa? Ada keperluan apa ya?”
Ucap satpam Menara Rajawali serasa
pertanyaan diskriminasi
“Ini
pak, saya mendapat undangan dari Newmont Nusa Tenggara untuk pertemuan bersama
pihak Kompasiana di lantai 26”
Jawabku pede dengan senyuman 3 jari ke arah mata satpam
Jawabku pede dengan senyuman 3 jari ke arah mata satpam
Jam tangan di
pergelangan kiriku menunjukkan Pk 17.45
Berarti masih tersisa
45 menit lagi sebelum ada pertemuan formal.
Tepat setelah aku
keluar dari lift di lantai 26 terdapat resepsionis yang langsung mengarahkan
saya ke ruang tunggu sebelum berpindah ke ruang pertemuan, ternyata sudah ada
beberapa orang yang datang dengan duduk dan senyuman manis memperkenalkan diri
kepadaku. Aku menghitung dalam hati ada sekitar 1.. 2.. 3.. 4.. Dengan diriku
mungkin menjadi 5 orang yang hadir, 10 menit kemudian kami dipersilahkan shalat
Maghrib dulu.
Hanya aku dan 2 remaja
perempuan yang shalat Maghrib berjama’ah
Setelah selesai, aku
diarahkan oleh resepsionis untuk masuk ke dalam ruang pertemuan formal.
Perasaan hati rasanya sudah tidak enak saja karena memang sedari awal aku sudah
skeptis dengan pernyataan Mba Oza
mengenai bincang santai satu per satu.
Ternyata ruang
pertemuan sudah penuh
Nampak seperti ruang
rapat berukuran 5*10 meter dengan perlengkapan modern
Di dalam ruang
pertemuan tersebut kami mulai memperkenalkan diri satu per satu
- Bapak Rubi Waprasa Purnomo sebagai Head of Corporate Communication
- Ibu Jenni Renita Purba sebagai Tim Corporate Communication
- Adella Adiningtyas, Mahasiswa Komunikasi IPB
- Asri, Mahasiswa, Mahasiswa Komunikasi Paramadina
- Bapak Faisal, Fotografer & Videografer
- Isnad, Mahasiswa Arsitektur FTUI
- Dimas, Mahasiswa Metalurgi FTUI
- Mba Griska, Fotografer
- Ibu Raiyani, Teknik Lingkungan UGM, Traveller & Writer
- Singgih Setiadi, Lulusan Manajemen FEUI
- Mas Cumi Lebay, Traveller, Lulusan Bootcamp 1
- Juwairiyah, Mahasiswa Universitas Bakrie, Lulusan Bootcamp 2
- Mas Bram, Videografer, Lulusan Bootcamp 3
Kemudian, giliran Pak
Rubi yang mulai menjelaskan mengenai “maksud
terselubung” program Sustainable Mining Bootcamp yang ternyata program ini
banyak disadur oleh petinggi Newmont
di negara lain seperti Peru, Argentina, dan lainnya untuk diterapkan hal yang
serupa. Beliau ternyata mantan Ketua PR Mining Association yang berarti beliau
ini seperti Gordon di dalam Power Rangers.
“Kami
ini sudah bosan sebenarnya terus diberitakan yang macam-macam,
Sehingga
Newmont ingin membuktikan langsung
kepada masyarakat bahwa ini lho apa yang terjadi di Newmont Nusa
Tenggara, kami tidak ingin membayar apapun, walau nanti tetap kami akan
tanggung biaya transportasi dan akomodasi teman-teman disana,
kan
kasihan jika bayar sendiri, Hehehe...
Teman-teman
boleh menulis sebebas-bebasnya,
bisa memposting foto semau kalian,
Kalian
bisa membantu Newmont memberikan
kebenaran bagi masyarakat Indonesia. Nanti ada sesi juga teman-teman
bisa presentasi mengenai apa saja yang didapat, karena nanti akan dibagi
beberapa grup mungkin 2 hingga 3 grup lalu akan tinggal di dalam dan diluar
“pagar” Newmont Town Site.
Kalau
ada yang bagus-bagus monggo disampaikan ke masyarakat, jika ada yang kurang
maka tolong disampaikan kepada kami agar
bisa kami perbaiki. Jangan ragu untuk menyampaikan kepada kami, karena kalian juga turut membantu kami.”
“Kegilaan
macam apa ini!”, aku berteriak dalam sanubari
Aku mungkin tidak bisa
merunutkan pernyataan beliau dengan tepat namun ketika mendengar beberapa
paragraph kalimat beliau itu langsung membuatku memilin pernyataan “GUE HARUS LOLOS - IKUT PROGRAM INI, TIDAK
ADA KATA TAPI”. Buatku, pernyataan
beliau adalah jaminan betapa bebasnya kami dalam menjaring setiap
pengetahuan yang bisa didapat, menggugat studi kasus yang terjadi di Sumbawa
Barat, namun tetap menggunakan asas bertanggung jawab bahwa data yang didapat
adalah valid.
Pak Rubi Purnomo
mempersilahkan Juwairiyah dan Mas Cumi untuk memberikan kesaksian betapa
“seksinya” program ini. Beberapa top of
mind yang berhasil kuingat dari pernyataan mereka adalah “betapa serunya program ini”, “menginap di rumah kepala desa”, dan “presentasi akhir yang menegangkan tapi
rileks saja”.
Dan
kemudian, berikut ini sesi yang membuatku (sedikit) bersedih...
Sebelum Pak Rubi
menutup sesi penjelasan, beliau mengutarakan permohonan maaf karena ternyata
akibat kondisi cuaca yang sangat tidak memungkinkan karena faktor hujan lebat di
town site maka Sustainable Mining
Bootcamp 4 diundur hingga 20 - 29 April 2014. Tentu saja hal tersebut
menyisakan kekecewaan bagi beberapa orang di ruang pertemuan tersebut namun
belum lama setelah itu, satu per satu dari kami menjalankan sesi wawancara
dengan pihak Newmont Nusa Tenggara yang terdiri dari Ibu Jenni, Mas Cumi, Mas
Bram, dan Juwairiyah. Sialnya, karena aku duduk di pojok maka aku dipersilahkan
duluan.
Aku seperti berada di
ruang dosen,
Tepat di depanku adalah
Bu Jenni, di samping kiri ada Juwairiyah dan Mas Bram, lalu dibelakang Bu Jenni
ada Mas Cumi yang otomatis aku berhadapan langsung dengan 2 orang. Ditanya
berbagai macam hal dari motivasi hingga yang membuatku harus menjawab dengan
berbagai pengalaman yang pernah didapat, salah satunya Gerakan UI Mengajar,
perbincangan tersebut memakan waktu hingga 30 menit dengan Bu Jenni memegang
kertas penilaian. Untung tidak menggunakan bahasa Inggris seperti dugaan
awalku, fiuh...
Sejujurnya aku kecewa,
Karena aku menjawab
dengan beberapa hal yang tidak yakin akan diterima oleh pihak Newmont Nusa
Tenggara. Aku merasa beberapa jawabanku terlalu
idealis untuk ukuran perusahaan pertambangan namun mau apa dikata, tentu
tidak bisa ditarik pernyataanku.
Setelah satu per satu
dipanggil ke ruang khusus tersebut, kami dikumpulkan kembali di ruang pertemuan
formal bahwa ternyata masih ada
seleksi dan hasil akhir akan diumumkan minggu depan atau kemungkinan
paling lambat adalah 7 Maret 2014. Tepat pk 20.45 kami semua meninggalkan
ruangan pertemuan untuk kembali memupuk harapan yang belum sepenuhnya tumbuh.
Aku mengendarai motor
Kharisma keluaran tahun 2004 dari Mega Kuningan menuju Depok. Di jalan Pasar
Minggu hpku bergetar tanda ada sms masuk. Saat lampu merah, aku baca.
“Halo
Kak Singgih, Kas Asri. Ini nomor hp ku, Della.
Semoga
kita semua terpilih menjadi peserta ya, kabar-kabari kak,
Amien
Amien Ya Rabb”
[6/9]
|| Lt.1 Perpustakaan FEUI, 7 Maret 2014 ||
Hari yang seperti biasa
Perpustakaan FEUI masih
diisi oleh haha-hihi para mahasiswi
yang tiada beban
Satpam yang mengawasi
orang lalu-lalang yang ditakutkan membawa bom buku
Penjaga perpustakaan
yang semakin tampak menua oleh kebosanan
Dan saya dengan latop
toshiba putih ukuran 14 inchi yang sudah usang kembali menganalisis beberapa
jurnal mengenai pemasaran politik dengan underdog
brand case study.
Menunggu memang tidak
enak, terlebih untuk hal-hal besar seperti program Sustainable Mining Bootcamp
4. Sesaat sms masuk ke dalam handphone
dari Pak harryadin untuk membuka e-mail
tugas baru, namun yang terjadi adalah diluar dugaan sesaat loading browser mengarah ke inbox gmail dan mendapatkan pengumuman
dari Kompasiana.
Dear our beloved
kompasianer,
Selamat atas
terpilihnya Anda sebagai pemenang blog competition Newmont “Mengenal Tambang
Lebih Dekat”. Untuk selanjutnya, pihak panitia Newmont akan menghubungi
pemenang secara langsung.
Langsung saja aku
menuju linimasa www.kompasiana.com
dan tertulis dengan resmi bahwa aku termasuk ke dalam 21 peserta Sustainable
Mining Bootcamp 4. hampir seluruh calon peserta yang menjalankan sesi wawancara
bersama Ibu jenni lolos walau memang ada beberapa yang tidak lolos. Aku belum
berusaha untuk kepo mengenai
identitas peserta lain, karena sudah tenggelam dalam keriangan berita tersebut.
Bersandar pada sofa perpustakaan dengan senyuman mengembang kepada setiap mahasiswi
yang melintas.
Namun
kebahagiaan itu mungkin harus tertunda...
[7/9]
|| Oakwood Restaurant - Mega Kuningan, 12 April 2014 ||
Setelah pengumuman
tersebut, rasanya di setiap e-mail yang
masuk serasa menjadi sebuah berita yang membahagiakan, tak peduli tugas
tambahan atau kesalahan pekerjaan, terlebih pada tanggal 4 April 2014 pihak
Newmont Nusa Tenggara akhirnya menghubungi setiap peserta untuk melakukan technical meeting pada tanggal 12 April
2014 di sebuah restoran mewah di daerah eksklusif Mega Kuningan.
Disitu kami mulai
berkenalan satu per satu secara langsung, sebelumnya hanya melalui Whatsapp, ada yang fokus pada bidang fotografer, traveler, videografer, writer, editor, blogger, mahasiswa dari ranah ilmu teknik hingga sosial.
Sangat berwarna! Tercatat hanya sekitar 4 orang yang berhalangan hadir karena
faktor jarak tempat tinggal maupun penyebab lainnya, yaitu Subhan Azharullah,
Dhanang Dhave, Adian Saputra, & Isnad.
Kami pun kembali
bertemu dengan Bu Jenni, yang kemudian saya baru tahu bahwa beliau adalah
lulusan FISIP UI, dan juga Pak Rubi Waprasa Purnomo. Datang juga Mas Cumi, Mas
Bram, Mas Harris & Ibnu Budiman sebagai pihak alumni Sustainable Mining
Bootcamp sebelumnya. Beliau menjelaskan mengenai profil PT Newmont Nusa
Tenggara yang secara peta geografi terbagi menjadi 5 wilayah, yaitu
1. Benete Port sebagai tempat pendaratan kegiatan
& pelabuhan
2. Buin Batu Town sebagai pusat sosial masyarakat
3. Mine sebagai lubang tambang
atau disebut Pit Batu Hijau
4. Processing Plant proses pengolahan ore menjadi konsentrat
5. Subsea Tailing alur buangan ampas tambang atau tailing
Beliau menjamin bahwa
kami akan menjelajahi seluruh are tersebut selama beberapa hari di Sumbawa
Barat dan kembali mengatakan bahwa kami bebas menuliskan kembali apa yang kami
dapatkan selama pengamatan, baik sisi sosial, teknik, ekonomi, budaya, hukum,
dan sebagainya. “Hm... tantangan yang
menarik”, gumamku dalam hati.
Namun berita yang tidak
diduga pun muncul,
Hingga para alumni
Bootcamp sebelumnya pun tidak menyangka karena Sustainable Mining Bootcamp 4
ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Kami hanya bisa terpana mendengar
hal tersebut dari Pak Rubi, namun ada hal yang menarik, yang membangkitkan
keingintahuan ku secara pribadi saat itu juga, karena masalah tersebut mungkin
tidak terlalu diperhatikan oleh para kalangan kelas menengah ngehe seperti kami.
Keputusan tersebut
dirasa adalah hal yang terbaik mengingat tidak adanya kegiatan produksi di
Newmont Nusa Tenggara, akupun baru mengetahui hal itu, sehingga jikalau kami
dipaksakan mengikuti rangkaian kegiatan maka kami tidak akan menemukan apa-apa
selain keputus-asaan para pekerja hingga seluruh lapisan masyarakat Sumbawa
Barat yang terpancar dari wajah Pak Rubi saat menjelaskan hal tersebut.
Kegiatan produksi yang terhenti merupakan hilir, sedangkan hulunya adalah
landasan hukum yang diterbitkan pemerintah pusat mengenai kadar konsentrat,
syarat pembangunan smelter, hingga pajak progresif yang dikenakan pemerintah
bagi perusahaan yang tetap ingin mengekspor konsentrat dengan kadar dibawah
ambang batas minimum.
Semua itu termaktub dalam UU Minerba No. 12/2009.
Masalah ini menarik
& membuka mataku akan kekisruhan hukum
Data valid dari survey
Valley - Kanada menunjukkan bahwa Indonesia memang memiliki sumber daya alam
terkaya nomor 5 di dunia namun akibat kerangka hukum yang tidak mumpuni mengakibatkan berbanding
terbalik dengan minat investasi yang berada di nomor 96 dari seluruh negara di
dunia. Terdapat 3 masalah utama yang menjadi sorotan Newmont Nusa Tenggara
untuk berdikusi dengan pemerintah, yaitu :
- Pajak progresif bagi pengiriman konsentrat yang amat memberatkan perusahaan
- Pembangunan smelter
- Pemurnian kadar konsentrat atau tembaga
Memilah permasalahan
yang ada, dapat ditarik benang merah bahwa perseteruan pemerintah dengan PT Newmont
Nusa Tenggara adalah landasan hukum yang dipakai sehingga berakibat pada nilai
pemurnian kadar konsentrat atau tembaga yang membutuhkan smelter di dalam
negeri atau di dekat wilayah pengolahan tembaga (seperti Sumbawa bagi Newmont
dan Papua bagi Freeport), sedangkan pajak progresif adalah “hukuman” bagi
perusahaan yang ”mbandel” ingin ekspor konsentrat dengan kadar
dibawah ketetapan UU Minerba 2009.
“Hmmmpph.....”,
aku menarik napas dalam-dalam,
Hasil negosiasi antara
Newmont Nusa Tenggara dengan pemerintah, sejak UU Minerba diketok palu oleh DPR
tahun 2009, menghasilkan beberapa kesepakatan bahwa Newmont akan mengirimkan
konsentrat kepada 3 pabrik smelter yaitu PT Smelting, PT Nusantara Smelting,
& PT Indosmelt namun batas maksimum yang mampu diberikan oleh 3 perusahaan
tersebut ternyata “hanya” 20% dari total konsentrat yang dihasilkan newmont per
tahun.
Newmont Nusa Tenggara
pun memiliki alasan khusus mengapa tidak bisa mendirikan smelter sebagai “alat
tempur” meningkatkan kadar konsentrat yaitu aspek sumber daya finansial atau
syarat investasi modal yang menurut konsultan independen seperti CRU, Hatch, dan
LAPI ITB dikategorikan “tidak layak
secara ekonomi”.
Saat itu, aku ingat
betul bahwa Pak Rubi Purnomo menjelaskan ada 3 hal yang akan dilakukan oleh
Newmont, yaitu pengurangan produksi, perawatan infratruktur
hingga lingkungan, dan gugatan hukum melalui jalur arbitrase.
Di saat keheningan yang
beku diantara para calon peserta Bootcamp,
Otakku berteriak banyak
hal mengenai hal ini. Aku ingat betul pernah membaca artikel mengenai kutukan daerah-negara kaya sumber daya alam,
karena yang akan terkena dampak besar adalah karyawan yang notebenenya diambil
dari wilayah lingkar tambang.
Bagaimana perubahan
gaya hidup sosial-ekonomi masyarakat disana ketika tidak adanya proses produk
yang dilakukan. Bagaimana langkah pemerintah daerah mengantisipasi ekonomi yang
shutdown karena tingkat
ketergantungan ekonomi masyarakat yang tinggi. Bagaimana pendapat Pak Rubi
mengenai Kontrak Karya yang disetujui di rezim baru apakah win-win atau win-lose
solution untuk pemerintah Indonesia kedepannya. Bagaimana Indonesia kedepan
akan menyikapi kekisruhan hukum yang ada.
Aku hanya bisa
ternganga dengan kondisi yang aku bayangkan di Sumbawa Barat, terus melamun
hingga akhirnya ditegur oleh Pak Rubi,
“Mungkin
ada yang ingin Singgih tanyakan?”
Aku hanya menggeleng
kepala dengan senyuman datar 1 jari.
Mencoba mengunyah
makanan prasmanan mewah yang disajikan sembari membayangkan perubahan kondisi
hidup masyarakat Sumbawa Barat. Setidaknya aku harus sedikit memaksakan senyum
cerah 3 jari ketika foto bersama dan sembari kembali mengimajinasikan kapan
Sustainable Mining Bootcamp 4 ini akan dilaksanakan, yang disebut sebagai Bootcamp Perjuangan (Y).
[8/9]
|| Lt.4 Perpustakaan Pusat UI, 18 November 2014 ||
Setelah pertemuan di Oakwood
Restaurant
Perlahan bayangan
masyarakat Sumbawa barat mulai tergantikan dengan berbagai tugas yang aku
dapatkan sebagai “pembantu” di
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen - FEUI dan membantu Wakil Ketua Program
Magister Manajemen FEUI. Sepucuk harapan sudah aku timbun dengan kenyataan
bahwa Newmont pada akhirnya menggugat pemerintah Indonesia atas kekisruhan
hukum Minerba yang ada melalui jalur arbitrase. Aku pun mulai disibukkan dengan
tes penerimaan Otoritas Jasa keuangan (OJK) hingga tahap akhir medical check-up.
Namun aku yakin ada
hikmah dari semua ini,
Hey,
lihat!
Salah satunya hubungan
antara peserta Sustainable Mining Bootcamp 4 ini semakin erat dengan komunikasi
via whatsapp ditambah pertemuan di
saat bulan Ramadhan kemarin. Hingga akhirnya disela-sela melakukan pengolahan
data dengan IBM SPSS 20 aku mendapatkan e-mail
yang lagi-lagi membuatku senyumku mengembang
[9/9]
|| Jatladda Restaurant - Ciputra World, 15 Januari 2015 ||
Yeah!,
teriakku penuh girang dalam hati
Aku sudah menduga bahwa
PT Newmont Nusa Tenggara akan kembali beroperasi setelah pemerintah
mengeluarkan izin ekpor konsentrat. Aku mengamati setiap perkembangan kasus UU
Minerba hingga pencabutan gugatan arbitrase yang dilakukan oleh Newmont. Pemerintah
akhirnya menerbitkan PP No.1 Tahun 2014 dengan Permen No.1 Tahun 2014 mengenai
perubahan ambang batas kadar konsentrat tembaga yang diizinkan diekspor dari
hanya boleh >99,9% menjadi >15% mengingat kadar konsentrat Freeport dan
Newmont sekitar 25-30% dan juga didukung oleh PMK No.6 tahun 2014 mengenai
pajak progresif sebesar 25% yang sebelumnya akan menjadi 65% di tahun 2016
namun kemudian direvisi kembali menjadi PMK No. 153 tahun 2014 dengan nilai
pajak progresif hanya sebesar 7,5% namun prasyaratnya adalah uang jaminan
pembangunan smelter sebesar USD 115 juta.
Pihak Newmont Nusa
Tenggara akhirnya meyakinkan peserta Sustainable Mining Bootcamp bahwa
pelaksanaan program Sustainable Mining Bootcamp 4 adalah 18 - 25 Januari 2014,
namun akan diadakan pertemuan terlebih dahulu di Jatladda Restaurant di Ciputra
World.
Aku sudah menduga sejak
awal,
Kemungkinan besar yang
datang akan sedikit mengingat jarak yang cukup jauh dari beberapa domisili
peserta Bootcamp dan juga faktor weekdays.
Dari sekitar 6 orang yang confirm
kemungkinan besr akan datang pada akhirnya hanya sekitar 3 orang saja, yaitu
saya, mas Unggul Sagena seorang blogger
dari Bogor yang juga S2 di Estonia, dan Denny Reza Kamarullah seorang mahasiswa
Teknik Pertambangan ITB yang juga anak PPSDMS.
Selama pertemuan
dibahas beberapa hal teknis seperti penggunaan propaganda media sosial dengan
hastag yang berubah, dari #SMBCIV
menjadi #NewmontBootcamp mengingat
para teman-teman peserta akan semakin curious
ketika ada hastag #Newmont namun ada
kata tambahan #Bootcamp. Setidaknya
mungkin mereka akan berujar “Acara apaan
nih?!”.
Di saat berjalan pulang
setelah pertemuan dan menelusuri lorong panjang Ciputra Mall lantai 1
Aku kembali membongkar
harapan masa lalu, tepat 1 tahun sebelumnya,
Ketika aku berdiskusi
dengan temanku, seorang aktivis sosial-politik
Pada sebuah meja
belajar panjang di lantai 4, Perpustakaan Pusat UI
“Aku akan adil sejak dalam pikiran,
Mencoba mencari kebenaran yang bisa dipertanggung-jawabkan
Semoga perjalanan ke Newmont, Sumbawa Barat akan menemukan jawaban
Sebagaimana yang dijamin oleh Pak Rubi Waprasa Purnomo untuk menyampaikan kebenaran dan memberikan kritik konstruktif pada Newmont Nusa Tenggara, Insya Allah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar